kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Komoditas Solid, Harga Jual Emiten Batubara Terdongkrak


Kamis, 19 Mei 2022 / 14:45 WIB
Harga Komoditas Solid, Harga Jual Emiten Batubara Terdongkrak
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingginya harga batubara memoles kinerja emiten tambang sepanjang kuartal I-2022. Ke depan, analis memperkirakan kinerja emiten tambang batubara masih akan moncer.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai, harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) emiten batubara masih cukup solid. Ini tercermin dari harga acuan batubara di pasar global maupun harga batubara acuan (HBA) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga cukup baik.

Sejumlah emiten tercatat mengalami kenaikan ASP pada periode kuartal pertama 2022. Misalkan, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang mencatatkan ASP batubara sebesar US$ 150 per ton sepanjang kuartal pertama 2022. ASP ini lebih tinggi 121% dari periode yang sama tahun lalu.

PT Harum Energy Tbk (HRUM) juga mencatatkan kenaikan ASP. Harga jual rata-rata batubara HRUM naik 31,6% menjadi US$ 168,4 per ton dari ASP yang dicapai pada kuartal keempat 2021 sebesar US$ 128,0 per ton. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ASP Harum Energy mengalami lonjakan hingga 158,8%, dimana ASP yang dicapai pada kuartal pertama 2021 hanya sebesar US$ 65,1 per ton.

Baca Juga: Harga Batubara Melambungkan Laba Indo Tambangraya (ITMG) hingga 407%

Namun, perhatian pasar saat ini datang dari China. Per 1 Juni 2022 nanti, Negeri Tirai Bambu ini mulai memberlakukan new normal. Analis berekspektasi hal ini bertranslasi pada pemulihan kegiatan ekonomi yang sempat melambat. 

Sebagai catatan, banyak emiten di Indonesia yang melakukan ekspor ke China. Sehingga, sentimen ini patut diantisipasi terkait dengan potensi peningkatan ekspor ke China.

“Selain itu, sentimen juga ada dari India yang mana membutuhkan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) guna mengantisipasi gelombang panas yang bertranslasi pada peningkatan permintaan listrik untuk pendingin ruangan,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Rabu (18/5).

Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal menilai, sentimen dari China juga berasal dari insiden kecelakaan kerja (tambang) yang kembali terjadi karena banyak tambang yang dipaksa menambah kapasitas produksi.

Jika pemerintah China meninjau ulang kembali operasional tambang, hal ini berpotensi membuat beberapa tambang ditutup sementara waktu. “Akibatnya, supply kurang, harga juga bisa tambah naik,” terang Fauzan.

Hanya saja, ketika cuaca di India sudah mulai mendingin dan dibarengi dengan pasokan domestik yang juga bertambah, ini bisa menjadi sentimen yang menekan harga ke depan.

Baca Juga: Harga Batubara Melonjak, Baramulti Suksessarana (BSSR) Belum Berencana Revisi RKAB

Proyeksi Fauzan, kemungkinan sampai penghujung tahun, harga batubara secara rata-rata bisa berada di level support US$ 280 per ton. Meskipun harga batubara diperkirakan bakal mengalami koreksi, Fauzan menilai koreksi ini tidak akan terlalu dalam. Level support kemungkinan berada di level terendah US$ 200 per ton sampai akhir tahun.

Musim kemarau diperkirakan mulai pada Juni 2022, dan diperkirakan bakal berlangsung lebih panjang sampai akhir tahun. Faktor ini pula yang bisa membuat harga terkoreksi seiring dengan bertambahnya pasokan. 

“Tetapi emiten teeap bisa membukukan penjualan yang baik karena volume (produksi) yang tinggi,” pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×