kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas masih menantang, simak rekomendasi untuk saham emiten barubara


Rabu, 04 Maret 2020 / 20:30 WIB
Harga komoditas masih menantang, simak rekomendasi untuk saham emiten barubara
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (20/5). Tahun ini, harga komoditas batubara diproyeksikan masih menghadapi jalan terjal. KONTAN/Hendra S


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, harga komoditas batubara diproyeksikan masih menghadapi jalan terjal. Mulai dari permintaan dari China yang menurun hingga perlambatan ekonomi global masih membayangi langkah emas hitam ini.

Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan memprediksi, harga batubara ICE Newcastle (CV: 6,000 kcal/kg) untuk setahun ke depan akan berada di rentang US$ 65 per metrik ton –US$ 75 per metrik ton atau turun sekitar 3,8%-14,5% dari rata-rata harga sepanjang 2019 yakni US$ 78 per metrik ton.

Baca Juga: Nippon Indosari Corpindo (ROTI) bukukan kenaikan laba 74,30%, ini penjelasannya

Perlambatan ekonomi dunia akan berdampak pada permintaan batubara secara global yang berpotensi menurun pada tahun 2020. “Proyeksi kami terkait estimasi laba secara sektoral pada 2020 akan menurun di rentang 3,5%-7,8% year-on-year bersamaan dengan prediksi Average Selling Price (ASP) dari emiten batubara akan lebih kecil di tahun ini,” tulis Meilki dalam riset (28/2).

NH Korindo Sekuritas sendiri memberikan rating netral untuk sektor batubara pada tahun ini. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi industri batubara diantaranya produksi batubara nasional yang diprediksi masih akan melebihi dari target pemerintah. Hal ini akan berdampak pada kelebihan pasukan (oversupply).

Biaya operasional emiten batubara juga diprediksi bakal meningkat. Sebab, emiten harus memacu volume produksi untuk menopang penjualan seiring melemahnya harga jual batubara.

Kontan.co.id mencatat, beberapa emiten batubara berencana untuk meningkatkan volume produksi mereka tahun ini. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) misalnya, menargetkan memproduksi batubara sekitar 54 juta ton-58 juta ton atau 7% lebih tinggi dari tahun lalu.

Baca Juga: Dampak pemangkasan suku bunga The Fed terhadap penguatan IHSG diprediksi sementara

Pun dengan emiten tambang pelat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang menargetkan produksi 30,3 juta ton batubara atau naik sekitar 4% dari realisasi tahun 2019.

Selain itu, menurut Meilki permintaan dari China berpotensi lebih rendah dari tahun sebelumnya karena adanya regulasi pengurangan emisi. Pelemahan permintaan ini juga berkaitan dengan kebijakan pengurangan impor dan wabah virus Negeri Tirai Bambu.




TERBARU

[X]
×