kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Harga Komoditas Energi Menguat, Begini Prospeknya pada Akhir Tahun


Minggu, 28 September 2025 / 13:29 WIB
Harga Komoditas Energi Menguat, Begini Prospeknya pada Akhir Tahun
ILUSTRASI. Harga sejumlah komoditas energi seperti minyak dan batubara melanjutkan penguatannya seiring pengurangan kapasitas produksi.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTAHarga sejumlah komoditas energi seperti minyak dan batubara melanjutkan penguatannya seiring pengurangan kapasitas produksi.

Berdasarkan Trading Economics, pada Jumat (26/9/2025), harga minyak WTI naik 0,32% secara harian ke US$ 65,19 per barel, dengan minyak Brent yang juga naik 0,36% menjadi US$ 69.67 per barel.

Sementara itu, harga batubara melonjak 1,29% ke US$ 106,4 per ton. Adapun harga gas alam terkoreksi 0,56% secara harian ke US$ 3,177 per MMBtu, tetapi telah naik 10,01% dalam sepekan.

Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, penguatan komoditas energi saat ini, terutama minyak mentah, didorong oleh kombinasi pembatasan geopolitik dan kekhawatiran pasokan.

“Pendorong utamanya, konflik yang menghambat pasokan minyak dan bahan bakar dari Rusia, seperti larangan ekspor solar dan bensin,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (26/9/2025).

Baca Juga: Harga Minyak Naik Imbas Serangan Pesawat Tak Berawak Ukraina Pangkas Pasokan Rusia

Sutopo melanjutkan, serangan Ukraina terhadap infrastruktur Rusia secara langsung mengurangi kapasitas produksi dan ekspor Moskow.

Selain itu, upaya diplomatik dari Amerika Serikat (AS) untuk menekan pembeli utama seperti Turki agar menghentikan impor dari Rusia, turut memperketat pasar.

Lebih lanjut, untuk gas alam, Sutopo mencermati kekhawatiran pasokan dipicu oleh penurunan produksi di AS. “Ini menciptakan volatilitas yang didukung sentimen cuaca,” imbuhnya.

Namun, Sutopo menilai momentum penguatan ini dapat terimbangi oleh kembalinya pasokan minyak Kurdi serta berkurangnya ekspektasi penurunan suku bunga AS. 

Jika terjadi, hal ini dapat menahan laju pertumbuhan permintaan global dan berpotensi membatasi kenaikan harga minyak hingga akhir tahun.

“Pergerakan harga komoditas energi hingga akhir tahun akan sangat dipengaruhi oleh sentimen yang saling bertentangan antara sisi pasokan dan permintaan,” kata Sutopo.

Untuk minyak, sentimen yang akan mempengaruhinya termasuk dinamika konflik Rusia-Ukraina dan efektivitas sanksi. Tak kalah penting, keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) terkait pengurangan atau peningkatan produksi.

Di sisi lain, sentimen kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) akan menentukan laju pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.

Baca Juga: Minyak Dunia Catat Kenaikan Mingguan Terbesar Sejak Juni, Rusia Batasi Ekspor BBM

Lebih lanjut, Sutopo memandang harga batubara akan sangat sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kebijakan energi Tiongkok, sebagai konsumen terbesar.

Sementara itu, gas alam akan didominasi oleh musim dingin yang meningkatkan permintaan pemanas dan tingkat produksi gas AS, terutama dari LNG,” imbuhnya.

Dus, hingga akhir tahun, Sutopo menaksir harga minyak mentah WTI akan berada di kisaran US$ 59 hingga US$ 65 per barel. Sedangkan harga minyak Brent berpotensi di US$ 65 hingga US$ 85 per barel.

Adapun Sutopo memperkirakan harga batubara dapat bergerak di kisaran US$ 90 hingga US$ 110 per ton, sementara gas alam di US $3,00 hingga US$ 4,30 per MMBtu.

Selanjutnya: Sarimelati Kencana (PZZA) Optimistis Penjualan Naik Dua Digit Tahun Ini

Menarik Dibaca: Tips Praktis Nutrisi Anak Gen Alpha Lewat Susu & Mikronutrien

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×