kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.322   -27,00   -0,17%
  • IDX 7.379   92,25   1,27%
  • KOMPAS100 1.042   3,89   0,37%
  • LQ45 790   2,14   0,27%
  • ISSI 245   3,44   1,43%
  • IDX30 409   1,44   0,35%
  • IDXHIDIV20 468   1,34   0,29%
  • IDX80 117   0,44   0,38%
  • IDXV30 119   0,56   0,47%
  • IDXQ30 130   0,18   0,14%

Harga Komoditas Energi Masih Bertengger Tinggi, Buka Cuma Karena Perang Ukraina


Kamis, 31 Maret 2022 / 16:07 WIB
Harga Komoditas Energi Masih Bertengger Tinggi, Buka Cuma Karena Perang Ukraina
ILUSTRASI. Harga komoditas energi masih bertengger tinggi. Bukan hanya karena perang Rusia-Ukarian, juga akibat permintaan yang tinggi.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Harga komoditas energi masih bertengger tinggi. Analis memandang sentimen yang mempengaruhi bukan hanya masalah geopolitik Rusia-Ukraina tetapi juga akibat permintaan yang cukup tinggi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (31/3), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex kontrak pengiriman Mei 2022 bereda di level US$ 102,70 per barel.

Sementara, harga batubara kontrak pengiriman April 2022 di Ice Newcastle tercatat US$ 260 per metrik ton. Lalu, harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2022 mencapai US$ 5,5 mmbtu.

Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, kenaikan harga komoditas energi bukan hanya akibat perang Rusia-Ukraina. Tetapi juga dari masalah supply demand.

"Dalam hal ini supply chain masih menjadi ancaman ditambah efek pandemi yang masih terasa dimana tenaga kerja mahal atau langka. Masalah geopolitik Rusia semakin memperburuk,"  ujar Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (31/3).

Baca Juga: Ini Daftar Perusahaan yang Masih Membeli Minyak Mentah Rusia

Wahyu mengatakan, permintaan minyak global saat ini lebih besar di tengah pemulihan permintaan global. Ditambah invasi Ukraina yang berdampak serius pada perekonomian global.

"Keterkaitan rantai pasokan global berarti ketika satu harga naik, yang lain cenderung mengikuti. Kenaikan biaya tenaga kerja, energi dan transportasi berkontribusi terhadap inflasi di seluruh dunia,"ucap Wahyu

Hubungan rantai pasokan antar perusahaan juga menimbulkan implikasi yang tidak biasa dari kenaikan harga energi. Jadi semua itu secara fundamental wajar memicu kenaikan harga.

Selain itu masalah geopolitik Rusia-Ukraina mengakibatkan beberapa komoditas utama terpengaruh dan mengganggu pasokan seperti minyak, batubara dan gas alam.

"Rusia memompa sekitar 9 juta barel minyak mentah per hari dan memompa sekitar 639 miliar meter kubik gas alam pada tahun 2021, atau hampir 17% dari produksi global sebesar 3,854 triliun meter kubik," ujar Wahyu

Menurut Wahyu, komoditas energi akan selalu vital dan sangat potensial apapun kondisinya. Ia pun menyarankan untuk buy on weakness untuk komoditas energi.

Kata Wahyu, komoditas energi masih memiliki potensi untuk bullish dan rentan terkoreksi.

Wahyu memproyeksikan harga gas alam di sekitar US$ 5 mmbtu - US$ 6 mmbtu di akhir tahun ini. Lalu, harga batubara ada di level US$ 200 per ton - US$ 300 per ton, dan harga minyak berada di rentang US$ 100 per barel - US$ 130 per barel di akhir tahun ini.

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Naik, Akhir Tahun Diprediksi Melandai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×