kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,81   -0,74   -0.08%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga jual rata-rata batubara diprediksi turun, emiten masih pasang target awal tahun


Jumat, 29 Mei 2020 / 21:31 WIB
Harga jual rata-rata batubara diprediksi turun, emiten masih pasang target awal tahun
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang,Sumatera Selatan.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan batubara yang sudah merilis laporan keuangan kuartal I-2020 kompak menunjukkan penurunan pendapatan. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) misalnya, mencatatkan penurunan pendapatan 19,2% year on year (yoy), dari US$ 453,03 juta menjadi US$ 365,9 juta.

Kemudian, pendapatan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) merosot 11,3% yoy menjadi US$ 750,47 juta dari sebelumnya US$ 846,48 juta dan pendapatan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terkoreksi 4% yoy menjadi Rp 5,12 triliun. Dari segi laba bersih, ketiga emiten ini juga serentak mencatatkan penurunan dengan kisaran 17%-62% yoy.

Sebagaimana diketahui, kinerja perusahaan batubara sangat dipengaruhi oleh harga global komoditas itu sendiri. Merebaknya pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia sejak pengujung tahun lalu sontak menurunkan konsumsi batubara sehingga turut menurunkan harga jualnya.

Baca Juga: Harga jual batubara diprediksi masih suram, ini penyebabnya menurut analis

Hingga akhir tahun 2020, Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan memprediksi, harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) ITMG, ADRO, dan PTBA akan lebih rendah dari 2019. 

Ia memperkirakan, ASP 2020 ITMG adalah sebesar US$ 61,2 per metrik ton (turun 6% yoy), lalu ASP 2020 ADRO sebesar US$  49,5 per metrik (turun 5% yoy), dan ASP 2020 PTBA sebesar Rp 718.200 per metrik ton (turun 6% yoy).

Perhitungan tersebut didapat dari prediksinya terhadap jumlah  pasokan dan permintaan batubara pada tahun ini. "Menurut saya tidak akan terjadi kenaikan permintaan dan lebih berpotensi untuk turun terus hingga kuartal III-2020," tutur Meilki saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (29/5).

Pasalnya, meski lockdown di China dan beberapa negara lainnya telah dibuka tapi hal tersebut tidak serta merta memulihkan kondisi ekonomi negara-negara tersebut. Terlebih lagi, China berencana untuk mengurangi impor batubara dan memaksimalkan serapan produksi dalam negeri. 

Padahal, menurut Meilki, permintaan batubara dari China berkontribusi sebesar 51% terhadap permintaan batubara dunia.

Di sisi lain, meski harga batubara diprediksi masih akan tertekan pada tahun ini, para produsen batubara akan tetap menggenjot produksinya. 

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) menebar dividen US$ 250 juta, ini jadwalnya

Head of Corporate Communication ADRO Febrianti Nadira mengatakan, panduan produksi batubara Adaro Energy masih sebesar 54 juta ton-58 juta ton dengan EBITDA operasional US$ 900 juta - US$ 1,2 miliar pada 2020.

Asal tahu saja, rencana produksi tersebut sedikit melampaui target produksi 2019 yang sebesar 54 juta ton-56 juta ton. Febriati menyadari bahwa pasar batubara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. 

"Oleh karena itu, Adaro berupaya mempertahankan kinerja yang solid melalui model bisnis terintegrasi, peningkatan keunggulan operasional, pengendalian biaya dan efisiensi, serta eksekusi strategi demi kelangsungan bisnis," tutur dia.

Sekretaris Perusahaan PTBA Hadis Surya Palapa juga menyampaikan bahwa target produksi Bukit Asam masih sesuai rencana awal, yakni 30,3 juta ton pada 2020. "Walaupun begitu, kemungkinan pengurangan tetap ada. Untuk harga jual, PTBA berharap akan terjadi perbaikan pada kuartal mendatang," ucap Hadis.

Terkait dengan sahamnya, Meilki merekomendasikan investor untuk buy ADRO dengan target harga jangka panjang Rp 1.700 per saham dan PTBA dengan target harga Rp 2.800 per saham. Menurut dia, volume penjualan PTBA tidak akan turun drastis karena lebih mengandalkan konsumsi dalam negeri meski potensi penurunan pendapatan tetap ada.

Selain itu, PTBA juga mulai melakukan diversifikasi usaha sehingga Meilki melihat, prospek bisnis emiten ini akan bagus untuk jangka panjang. 

Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir hingga perdagangan Jumat (29/5), harga saham PTBA tumbuh 5,14% menjadi Rp 1.945 per saham, ADRO melesat 25,71% ke Rp 1.100 per saham, dan ITMG meningkat 17,39% ke Rp 8.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×