kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga jual batubara diprediksi masih suram, ini penyebabnya menurut analis


Jumat, 29 Mei 2020 / 21:23 WIB
Harga jual batubara diprediksi masih suram, ini penyebabnya menurut analis
ILUSTRASI. Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara sempat merangkak naik sepanjang Mei 2020 meski kembali memperlihatkan tanda-tanda penurunan pada pengujung bulan ini. Pada akhir April lalu, harga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan Agustus 2020, berada di level US$ 54,45 per ton.

Kemudian, harganya naik secara perlahan hingga mencapai US$ 57,35 per ton pada 26 Mei 2020. Sayangnya, harga batubara ICE Newcastle kembali merosot pada dua hari perdagangan berikutnya dan ditutup di level US$ 55,55 per ton pada 28 Mei 2020.

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu memperkirakan, harga batubara dunia hingga akhir 2020 masih akan stagnan pada level US$ 50 per ton. Menurut dia, harga batubara dunia baru bisa naik lagi ketika konsumsi China dan India kembali pulih.

Baca Juga: Ini segudang pekerjaan rumah yang menunggu Dirjen Minerba baru

Nantinya, kondisi tersebut dapat mendorong impor batubara oleh kedua negara ini.  "Mengingat, China dan India menyerap cukup besar produk batubara global," ucap Dessy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (29/5).

Sayangnya, Dessy melihat, permintaan dari kedua pasar tersebut masih akan melambat pada tahun ini. Selain karena penurunan konsumsi akibat pandemi Covid-19, China juga berencana untuk mengurangi impor batubara dan memaksimalkan produksi domestiknya. Alhasil, pasar global batubara masih akan tertekan.

Sementara itu, untuk pasar dalam negeri, ia memperkirakan bakal ada kenaikan permintaan batubara yang didorong oleh kebutuhan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) seiring dengan potensi naiknya konsumsi domestik. 

"Sekarang pasar domestik memang melambat karena PSBB, tetapi saya perkirakan akan kembali pulih pada semester II-2020," kata Dessy.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×