Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Harga Ether (ETH) kembali menguat dan menyentuh level tertinggi dalam 15 minggu di angka US$2.827 pada Selasa (10/6).
Lonjakan ini memicu potensi likuidasi posisi short senilai US$1,8 miliar jika ETH terus naik menembus US$2.900, membuka peluang reli menuju level psikologis US$3.000.
Kenaikan ETH ini terjadi setelah sebulan bergerak sideways dalam rentang US$2.300–US$2.800.
Melansir Coinmarketcap pukul 10.45 WIB Rabu (11/6), harga Ether di sekitara US$2.794,54 atau dalam 24 jam terakhir telah naik 4,14%.
Baca Juga: Australia Bongkar Sindikat Pencucian Uang Kripto Senilai Rp2 Triliun
Open Interest ETH Tembus Rekor US$40 Miliar
Data dari CoinGlass mencatat nilai open interest (OI) kontrak berjangka Ether menembus US$40 miliar untuk pertama kalinya. Ini mencerminkan aktivitas spekulatif dan leverage tinggi di pasar derivatif ETH.
“Pasar berisiko mengalami lonjakan volatilitas tinggi. Jika harga ETH melewati US$2.900, potensi likuidasi posisi short bisa mendorong reli lanjutan,” tulis CoinGlass.
Baca Juga: Masuk Peringkat ke-3 Pengadopsi Kripto, Indonesia Berpeluang jadi Pusat Kripto Asia
Whale Ethereum Borong-Cuan dalam 44 Hari
Salah satu whale Ethereum tercatat menjual 30.000 ETH senilai US$82,76 juta melalui transaksi OTC pada 10 Juni, membukukan keuntungan US$7,3 juta hanya dari posisi yang dibuka dua minggu sebelumnya.
Rangkaian aksi sang whale:
- April 27: Beli 30.000 ETH @US$1.830 = US$54,9 juta
- Mei 22: Jual @US$2.621 = US$78,63 juta → Untung US$23,7 juta
- Juni 10: Jual @US$2.759 = US$82,76 juta → Tambah untung US$7,3 juta
- Total cuan dalam 44 hari: US$31 juta
Baca Juga: Investor Kian Masif, Ahli Imbau Soal Literasi Kripto di Indonesia
Jumlah Alamat Ethereum Naik 70% di Kuartal II
Adopsi Ethereum terus meningkat:
- Jumlah alamat unik mencapai 17,4 juta, naik 70,5% sejak awal Q2.
- Base Network menyumbang 72,8% dari pertumbuhan mingguan, disusul mainnet Ethereum (14,8%).
- Ethereum mempertahankan dominasi 61% dari total nilai terkunci (TVL) di sektor DeFi, setara US$66 miliar.
Namun, ada kekhawatiran soal keberlanjutan insentif:
- Biaya jaringan ETH hanya mencapai US$43,3 juta dalam 30 hari terakhir.
- Mekanisme pembakaran ETH kini makin bergantung pada fee, sementara update terbaru (EIP-4844/blobs) justru menekan fee dan imbal hasil staker.
Baca Juga: Transaksi Kripto Nasional Capai Rp 35,61 Triliun, Indodax Berkontribusi 42,83%
Apakah ETH Bisa Tembus US$3.000?
Jika tekanan beli berlanjut, dan pasar melikuidasi posisi short secara masif, ETH bisa mencetak breakout kuat ke atas US$3.000.
Namun, dengan leverage tinggi dan keseimbangan likuiditas yang rapuh, pasar tetap rentan terhadap pembalikan cepat.
“Pasar akan mengejar likuiditas terbesar. Jika short mulai dilikuidasi, kenaikan bisa menjadi parabolik,” ujar analis derivatif dari Glassnode.
Selanjutnya: Kapal JKW Mahakam & Dewi Iriana Viral di Tengah Isu Tambang Raja Ampat, Ini Kata PSSI
Menarik Dibaca: Apa yang Harus Dimakan saat Kadar Gula Darah Rendah? Ini Daftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News