Sumber: Bloomberg | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas anjlok hari ini setelah sempat melonjak pada Selasa (1/10). Pasar menunggu langkah potensial berikutnya dalam konflik Timur Tengah yang meluas setelah Israel berjanji untuk membalas serangan rudal Iran.
Harga emas batangan diperdagangkan sekitar US$ 2.650 per ons setelah ditutup 1,1% lebih tinggi pada sesi sebelumnya, ketika Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel.
Presiden Benjamin Netanyahu menyebut langkah itu sebagai "kesalahan besar" dan berjanji akan membuat Iran "membayarnya." Amerika Serikat (AS) secara aktif mendukung persiapan untuk membela Israel, menurut laporan sebelumnya.
"Berita utama geopolitik sering kali memicu reaksi pasar langsung, tetapi ini cenderung berbalik jika tidak ada aset signifikan yang terdampak," kata Charu Chanana, seorang ahli strategi di Saxo Capital Markets Pte seperti dikutip Bloomberg.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil saat Kekuatan Dolar Menyeimbangkan Permintaan Safe-Haven
Ia menambahkan, emas tetap menjadi lindung nilai yang menarik. "Ketika mempertimbangkan bagaimana pasar akan bereaksi selanjutnya, kekhawatiran utama adalah risiko eskalasi, terutama jika aset minyak Iran dapat menjadi sasaran," ujarnya lagi
Harga emas telah naik hampir 30% tahun ini, setelah mencapai serangkaian rekor tertinggi dalam prosesnya. Kenaikan baru-baru ini didorong oleh antisipasi pelonggaran suku bunga oleh Federal Reserve, yang bulan lalu memulai siklus pemotongannya dengan langkah 50 basis poin.
Seiring dengan meningkatnya konflik di Timur Tengah, para trader akan mencermati laporan pekerjaan AS terbaru yang akan dirilis hari Jumat, yang mungkin terbukti penting dalam memberikan wawasan tentang laju pemotongan suku bunga oleh Fed.
Para trader swap bertaruh pada peluang satu dari tiga bahwa bank sentral akan memberikan pengurangan setengah poin lagi pada bulan November.
Harga emas spot turun 0,4% menjadi US$ 2.652,56 per ons pada pukul 8:20 pagi di London, di bawah harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 2.685,58 yang dicapai minggu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News