Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas jatuh ke level terendah satu bulan pada hari Jumat meskipun data pekerjaan Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan. Harga emas memperpanjang penurunan dari reli bulan lalu karena investor mengambil untung sementara risiko geopolitik mereda.
Jumat (3/5), harga emas di pasar spot turun 0,09% menjadi US$ 2.301,74 per ons troi. Harga emas spot mencatat penurunan mingguan kedua berturut-turut. Pekan ini, harga emas turun 1,55%.
Harga emas kontrak Juni 2024 di Commodity Exchange turun 0,04% menjadi US$ 2.308,6 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka turun 1,64%.
Harga emas turun dalam dua pekan setelah menyentuh level penutupan perdagangan tertinggi di US$ 2.391,93 per ons troi pada Jumat (19/4) lalu.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Tetap di Rp 1.313.000 Per Gram, Minggu (5/5)
Rilis data menunjukkan nonfarm payrolls AS meningkat sebesar 175.000 pekerjaan pada bulan lalu. Angka ini lebih rendah daripada perkiraan ekonom sebesar 243.000.
“Lonjakan awal harga emas berdasarkan laporan ketenagakerjaan menarik cukup banyak aksi ambil untung, yang menunjukkan pembeli semakin berhati-hati setelah reli yang luar biasa di bulan April dan respons yang biasa-biasa saja setelah komentar ramah Powell pada hari Rabu,” kata Tai Wong, trader logam independen berbasis New York kepada Reuters.
Data ketenagakerjaan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah berpotensi meningkatkan minat investasi emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Untung Tinggal 11,98% Setahun, Harga Emas 4 Mei 2024 Turun Lagi
Tetapi, suku bunga yang rendah juga memicu investor untuk mencari instrumen berisiko yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. "Yang berarti permintaan emas lebih rendah," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di EverBank.
Harga emas telah turun 5,7%, atau sekitar US$ 140 sejak mencapai rekor tertinggi US$ 2.431,29 pada bulan April. Kenaikan harga emas di bulan lalu didorong oleh gejolak di Timur Tengah dan pembelian bank sentral yang kuat.
“Ada kekhawatiran bahwa emas akan turun lebih jauh jika aksi beli di Asia tidak muncul kembali. Emas bisa turun hingga US$ 2.150 tanpa menimbulkan kerusakan nyata pada grafik jangka panjang,” tambah Wong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News