Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas kini bergerak di kisaran US$ 2.600 per ons troi. Harga emas telah jauh di bawah penutupan perdagangan tertinggi di US$ 2.672,38 per ons troi dan harga tertinggi sepanjang masa di U$ 2.685,58 per ons troi yang tercatat pada 26 September 2024 lalu.
Kamis (10/10) pukul 6.20 WIB, harga emas spot berada di US$ 2.609,26 per ons troi. Harga emas spot ini naik tipis ketimbang penutupan perdagangan kemarin di US$ 2.607,77 per ons troi.
Harga emas pagi ini naik tipis setelah turun dalam enam hari perdagangan berturut-turut. Dalam enam hari, harga emas mengakumulasikan pelemahan 2,08%.
Harga emas belakangan tertekan oleh penguatan kurs dolar Amerika Serikat (AS) dan berkurangnya ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga yang lebih besar dari Federal Reserve pada bulan November.
Baca Juga: Harga Emas Spot Turun 6 Hari Beruntun Jelang Risalah The Fed dan Data Inflasi AS
Harga emas kontrak Desember 2024 di Commodity Exchange pagi ini naik tipis ke US$ 2.626,30 per ons troi dari penutupan perdagangan kemarin di US$ 2.626 per ons troi.
"Pasar tidak bergerak karena laporan penggajian yang luar biasa mungkin memerlukan kalibrasi ulang oleh FOMC. Itulah sebabnya emas tidak bergeming dan turun untuk sesi keenam berturut-turut meskipun penurunannya tidak terlalu besar," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York kepada Reuters.
"Dolar telah melonjak selama beberapa sesi terakhir yang menambah tekanan ke bawah pada emas," tambah dia.
Indeks dolar mencapai titik tertinggi hampir dua bulan, membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Risalah rapat sesi 17-18 September mencatat laju pemotongan di masa mendatang tidak akan ditentukan oleh pengurangan awal yang besar. Pada rapat tersebut, The Fed memangkas suku bunga 50 basis poin.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 8.000 ke Rp 1.483.000, Rabu 9 Oktober 2024
Pasar sekarang melihat kemungkinan 76% pemotongan 25 basis poin dari Fed bulan depan, menurut alat CME FedWatch. Emas batangan dengan imbal hasil nol merupakan investasi yang disukai di tengah suku bunga yang lebih rendah.
Presiden Dallas Fed Bank Lorie Logan mengatakan, dia menginginkan pengurangan yang lebih kecil ke depannya, mengingat risiko kenaikan inflasi yang "masih nyata" dan "ketidakpastian yang berarti" atas prospek ekonomi.
Investor sekarang menunggu data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis masing-masing pada hari Kamis dan Jumat. Kedua data ini bisa menentukan prospek suku bunga lebih lanjut.
"Meskipun terjadi sedikit penurunan, ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dan ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa latar belakang emas kemungkinan akan tetap mendukung dalam jangka panjang," kata analis pasar Kinesis Money, Carlo Alberto De Casa dalam sebuah catatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News