Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun tipis mendekati level terendah tujuh bulan pada hari Senin (2/10).
Terseret dolar Amerika Serikat (AS) yang tetap kuat, dengan para pedagang mencerna laporan inflasi utama AS saat mereka bersiap untuk sejumlah data pasar kerja yang akan dirilis minggu ini.
Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,1% pada US$1.846,29 per ons troi pada pukul 0039 GMT, level terendah sejak 10 Maret. Setelah membukukan penurunan 4% minggu lalu, penurunan terbesar sejak Juni 2021. Sementara, harga emas berjangka AS turun 0,2% menjadi US$1.861,80.
Dolar bertahan di dekat level tertinggi 10 bulan dan imbal hasil US Treasury turun dari level tertinggi 16 tahun.
Baca Juga: Harga Emas Spot Turun ke Level Terendah, Ada Peluang Rebound Hari Ini
Inflasi AS moderat pada bulan Agustus, dengan kenaikan harga tahunan tidak termasuk makanan dan energi turun di bawah 4,0% untuk pertama kalinya lebih dari dua tahun, data menunjukkan pada hari Jumat (29/9).
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE), sebuah ukuran inflasi yang diawasi secara ketat oleh Federal Reserve, kini rata-rata mendekati target 2% bank sentral selama tiga bulan terakhir.
Presiden Fed New York John Williams mengatakan bahwa bank sentral mungkin akan menghentikan kenaikan suku bunga karena tekanan inflasi, meskipun masih tinggi, bergerak kembali ke arah target resmi.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan, yang dihargai dalam dolar dan tidak menghasilkan bunga.
Inflasi di zona euro turun ke level terendah dalam dua tahun terakhir di bulan September.
Kongres AS meloloskan RUU pendanaan sementara pada hari Sabtu dengan dukungan besar dari Partai Demokrat untuk menghindari penutupan parsial keempat pemerintah federal dalam satu dekade.
Baca Juga: Harga Emas Antam Tak Berubah Hari Ini 2 Oktober
Di tempat lain, harga perak spot turun 0,71% ke level terendah enam bulan di US$22,00 per ons troi, platinum naik 0,2% menjadi US$906,04, dan paladium menguat 0,2% menjadi US$1.248,41.
Permintaan yang kuat dari industri tenaga surya dan pertumbuhan suplai yang terbatas dari tambang-tambang akan menopang harga perak setelah periode kenaikan suku bunga global berakhir, kata para analis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News