Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun ke level terendah baru 2,5 tahun pada hari Senin (26/9). Emas terbebani oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS untuk menurunkan inflasi.
Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,3% pada US$1.638,59 per ons troi, pada 0053 GMT, setelah mencapai level terendah sejak April 2020 pada awal sesi. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6% menjadi US$1.645,8.
Indeks dolar mencapai puncak tertinggi baru sejak 2002 didukung oleh nada hawkish The Fed, membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Suku bunga yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik bullion karena logam tersebut tidak menghasilkan bunga. Harga emas telah turun lebih dari 20% sejak naik di atas level psikologis US$2.000 per ons troi pada bulan Maret.
Baca Juga: The Fed Agresif Kerek Suku Bunga, Analis: Harga Emas Masih Cukup Sulit Menguat
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada hari Minggu bahwa dia masih percaya bank sentral AS dapat menjinakkan inflasi tanpa kehilangan pekerjaan yang substansial mengingat momentum ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut survei terbaru, penurunan aktivitas bisnis di seluruh zona euro semakin dalam pada September, menunjukkan ekonomi kemungkinan memasuki resesi karena konsumen mengendalikan pengeluaran di tengah krisis biaya hidup.
Kepemilikan SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, turun 0,31% menjadi 947,23 ton pada hari Jumat.
Di tempat lain, harga peral spot turun 0,8% menjadi US$18,68 per ons troi, platinum naik 0,7% menjadi US$860,13, dan paladium naik 0,4% menjadi US$2.076,10.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News