Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas melesat hampir 2% di hari terakhir bulan September. Sentimen positif bagi emas datang setelah dolar Amerika Serikat (AS) jatuh karena angka pekerjaan mingguan yang suram.
Namun, emas tetap berada di jalur penurunan bulanan dan kuartalan karena terseret ekspektasi Federal Reserve akan segera mulai mengurangi dukungan ekonominya.
Kamis (30/9), harga emas spot ditutup menguat naik 1,8% pada US$ 1.756,95 per ons troi. Bahkan emas sempat melesat 2,2% ke level tertinggi dalam satu minggu.
Setali tiga uang, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2021 ditutup naik 2% menjadi US$ 1.757 per ons troi.
Sokongan bagi emas datang setelah data baru menunjukkan, jumlah warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat di pekan lalu. Ini dapat meningkatkan kekhawatiran pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam melemah.
"Ini juga menyebabkan ketidakpastian tentang rencana The Fed karena mereka ingin pasar kerja yang kuat sebelum mengumumkan tapering ," kata konsultan independen Robin Bhar, menambahkan bahwa penundaan apapun bisa positif untuk emas.
Baca Juga: Harga komoditas menanjak, diversifikasi sumber energi dinilai jadi langkah tepat
Emas juga "berjalan ke beberapa pembelian fisik baru, dengan beberapa investor mencari aset lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi, kenaikan inflasi," lanjut Bhar.
"Tetapi prospek yang meningkat untuk tapering The Fed, yang secara luas diperkirakan akan dimulai pada bulan November, dan peluang imbal hasil US Treasury terus meningkat, diperkirakan akan menambah lebih banyak tekanan pada emas dengan imbal hasil nol," kata Han Tan, Chief Market Analyst Exinity.
Pengurangan stimulus dari bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah lebih tinggi dan meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil yang lebih tinggi adalah kombinasi beracun untuk emas," ujar Commerzbank dalam sebuah catatan.
"Dalam jangka pendek, risiko penurunan harga lebih lanjut mendominasi, artinya level US$ 1.700 sudah bisa segera dicapai," lanjut Commerzbank.
Bank tersebut menambahkan "Selama emas tetap berada di bawah tekanan, perak juga kemungkinan akan kesulitan untuk keluar dari pertahanan."
Pada sesi tersebut, harga komoditas logam mulai lainnya turut terkerek. Lihat saja, perak naik hampir 2,5% ke US$ 22,04 per ons troi. Tetapi perak tetap mengalami penurunan bulanan keempat secara berturut-turut.
Sementara itu, platinum naik 1,3% menjadi US$ 962,61 per ons troi dan paladium melesat 2,4% ke US$ 1.901,41 per ons troi.
Selanjutnya: Wall Street tergelincir, S&P 500 catatkan kinerja bulanan terburuk sejak pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News