Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik tipis pada hari Selasa (5/11) pagi menjelang pemilu Amerika Serikat (AS). Pasar memperkirakan kemungkinan hasil yang disengketakan dan ketegangan politik.
Sementara investor juga terus mencermati pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Rabu dan Kamis, 6-7 November 2024 pekan ini.
Selasa (5/11) pukul 6.36 WIB, harga emas spot naik tipis menjadi US$ 2.736,87 per ons dari penutupan perdagangan kemarin di US$ 2.736,78 per ons troi. Harga emas mencapai rekor tertinggi US$ 2.790,15 per ons troi pada Kamis (31/10) lalu.
Harga emas berjangka AS pagi ini melemah tipis ke US$ 2.745,60 per ons troi dari penutupan perdagangan kemarin di US$ 2.746,20 per ons troi.
Baca Juga: Safe Haven, Portofolio Andalan Saat Ketidakpastian Politik dan Ekonomi
Pemilu presiden AS akan berlangsung pada hari ini, Selasa (5/11). Jajak pendapat menunjukkan kandidat Demokrat Kamala Harris dan kandidat Republik Donald Trump bersaing ketat dalam perebutan kursi ke Gedung Putih.
Jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dilakukan bulan lalu menemukan kekhawatiran bahwa AS dapat mengalami kerusuhan yang sama seperti setelah kekalahan Trump pada pemilu 2020, ketika klaim palsunya bahwa kekalahannya adalah akibat penipuan mendorong ratusan orang menyerbu Gedung Capitol AS.
"Jika Trump menang, menurut saya, emas akan naik di sini. Kami mungkin sedikit lebih khawatir tentang inflasi dengan semua tarif yang dibicarakannya," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities seperti dikutip Reuters.
Yang juga menjadi perhatian minggu ini adalah keputusan suku bunga Fed pada hari Kamis. Pasar secara luas mengantisipasi pemotongan suku bunga seperempat poin.
Baca Juga: Sejumlah Mata Uang Safe Haven Diproyeksi Bakal Diburu Pasca Pilpres AS
Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik dan cenderung tumbuh subur ketika suku bunga rendah.
"Saya kira pendorong emas minggu ini adalah pemilu AS. Pemotongan suku bunga Fed tidak mungkin memicu banyak pergerakan menurut pandangan saya, karena bank kemungkinan akan memberi sinyal pemotongan lebih lanjut sesuai dengan ekspektasi pasar," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Indeks dolar turun 0,4%, mencapai level terendah dalam dua minggu. Mata uang AS yang lebih lemah membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News