Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas hari ini (13/3) terpantau naik. Menurut data Bloomberg pukul 16.11 WIB, harga emas ada di US$ 1.886 per ons troi.
Harga emas naik seusai runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) akibat ketidakpastian dan tingginya suku bunga Amerika Serikat (AS).
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, keruntuhan SVB membuat pasar saham turun, sedangkan obligasi serta emas menjadi lebih tinggi. Harga obligasi US Treasury dan emas menguat, karena para trader dan investor berusaha beralih dua aset lindung nilai itu yang dinilai lebih aman.
“Akibatnya, imbal hasil US Treasury 10-tahun turun menjadi 3,70% pada hari Jumat (10/3) dari 3,98% beberapa hari sebelumnya. Lalu, ETF Saham Emas SPDR naik 1,3% di awal minggu ini,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (13/3).
Baca Juga: Harga Emas Naik Akibat Kericuhan Silicon Valley Bank (SVB)
Khusus untuk emas, kenaikan harga disebabkan oleh kekhawatiran pedagang dan investor tentang sektor perbankan AS. Beberapa data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan, seperti dalam laporan nonfarm payroll AS untuk Februari juga mendorong harga logam naik, termasuk emas.
Kondisi yang tidak kondusif seperti saat ini, kata Sutopo, cenderung membuat orang memilih aset yang tidak berisiko. Emas adalah aset tanpa imbal hasil, sehingga orang akan cenderung memilih emas untuk sementara waktu hingga kondisi membaik.
“The Fed sebenarnya telah menjamin pembayaran nasabah SVB, sehingga efeknya bisa diredam sementara waktu,” ungkap dia.
Baca Juga: SVB Runtuh, Ini Perusahaan Teknologi Asia yang Punya Simpanan di Bank Tersebut
Sutopo memperkirakan, harga emas akan diperdagangkan pada US$ 1.844,68 per ons troi pada akhir kuartal pertama 2023. Sementara, harga emas akan diperdagangkan di US$ 1.779,15 pada akhir 2023.
Namun, bukan tidak mungkin kejadian SVB mengubah paradigma investasi. Sebab, berita itu sudah membuat investor memburu emas dan obligasi saat ini.
“Volatilitas masih akan terjadi dalam waktu dekat. Sulit untuk memproyeksi imbas dari efek domino SVB terhadap pasar emas dan perak,” pungkas Sutopo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News