Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik tipis tetapi diperdagangkan dalam kisaran yang relatif ketat pada hari Kamis (9/3). Para trader komoditas menyusun posisi sebelum rilis data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang dapat memengaruhi jalur kebijakan moneter Federal Reserve.
Kamis (9/3) pukul 19.32 WIB, harga emas spot naik 0,2% ke US$ 1.817,76 per ons troi. Kemarin, harga emas spot mencapai level terendah sejak 28 Februari. Harga emas berjangka AS menguat 0,2% ke US$ 1.822,40 per ons troi.
Indeks dolar tergelincir 0,3% setelah mencapai tertinggi tiga bulan pada perdagangan kemarin. Greenback yang lebih lemah cenderung membuat emas menjadi taruhan yang lebih menarik.
Baca Juga: Naik Rp 4.000, Harga Emas Antam Hari Ada di Level Rp 1.024.000 Per Gram, Kamis (9/3)
Harga emas sedikit naik aksi buy on weakness. "Tetapi kondisi tidak terlihat sangat menggembirakan untuk emas dengan prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama," kata analis independen Ross Norman kepada Reuters.
Pada hari Rabu, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali pesannya tentang kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan berpotensi lebih cepat. Tetapi Powell menekankan bahwa perdebatan masih berlangsung dengan keputusan yang bergantung pada data yang akan dikeluarkan sebelum pertemuan kebijakan bank sentral AS dalam dua minggu lagi.
Data nonfarm payrolls (NFP) Departemen Tenaga Kerja AS akan dirilis pada hari Jumat esok. Data NFP hari Jumat akan dicermati oleh para pedagang untuk konfirmasi bahwa pasar pekerjaan tetap kuat. Data tenaga kerja yang kuat menunjukkan bahwa ekonomi cukup kuat untuk menerima kenaikan suku bunga. Tetapi laporan di bawah perkiraan akan memberi sentimen positif bagi harga emas.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini (9/3) Naik Rp 4.000 per gram, Pembeli Sepekan Tekor 12,01%
Pelaku pasar saat ini memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan kebijakan bank sentral AS pada 21-22 Maret.
"Emas terus mendapat keuntungan dari permintaan bank sentral, yang sepertinya tidak akan hilang. Waktu tingkat puncak dan skala perlambatan ekonomi akan menentukan waktu pergerakan selanjutnya yang lebih tinggi ke rekor baru emas," ujar Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News