Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia mencetak kenaikannya seiring dengan desas desus resesi ekonomi yang menghantui Amerika Serikat (AS).
Mengutip data dari Bloomberg pukul 17:30 WIB, Senin (25/3), harga emas di bursa Comex kontrak Juni 2019 naik sebesar 0,39% atau sekitar 5,10 poin di posisi US$ 1,323 per ons troi. Sebelumnya, harga emas juga ditutup menguat di posisi US$ 1,318 per ons troi pada Jumat (22/3) lalu.
Pekan lalu, menjadi titik kebangkitan harga emas sejak Februari. Harga emas mampu menciptakan rally dan mengalami kenaikan harga sebesar 1% dalam tiga minggu, seperti yang diberitakan oleh Reuters.
“Kenaikan harga emas memang dilatarbelakangi pernyataan seputar ancaman resesi AS. Hal ini diamati oleh pakar ekonomi dan analis dari data obligasi bertenor tiga bulan dan 10 tahun AS. Selain itu juga, masih belum ada kepastian secara hukum dari perundingan AS dan China hingga saat ini,” tutur analis Global Artha Futures, Adnan Chaniago kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).
Ia melanjutkan dalam jangka menengah, atau setidaknya sampai pertengahan April 2019, sentimen ini masih akan membayangi harga emas. Dengan kata lain, dirinya memprediksi kenaikan harga emas masih akan terus terjadi.
“Dilihat secara teknikal, pergerakan harga emas masih menunjukkan tren kenaikan sampai April mendatang,” tambahnya.
Ketidakpastian geopolitik yang terangkum dalam kasus Brexit juga membuat pelaku pasar mengincar safe haven berupa emas.
Sebagai informasi, saat ini Brexit memasuki babak di mana Perdana Menteri Inggris, Theresa May, terancam digulingkan oleh kabinetnya lantaran ketidakjelasan Brexit.
Sehingga, mata uang poundsterling Inggris menjadi mata uang berisiko saat ini. Namun karena kondisi perekonomian AS yang dikabarkan terancam resesi, pelaku pasar mulai beralih ke sektor komoditas, yakni emas dan mata uang yen Jepang (JPY).
Adnan melanjutkan, mata uang yen Jepang juga menjadi pilihan save haven selain dollar AS. “Biasanya yang terjadi adalah jika harga emas menguat maka nilai yen juga menguat,” tambahnya.
Mengutip data Bloomberg pukul 17:30 WIB, mata uang yen Jepang atau JPY menguat 0,28% atau 0,16 poin di posisi 110,20. Sebelumnya posisi JPY berada di level 109,92 pada Jumat (22/3).
Menurut Adnan, hal berbeda akan terjadi, jika kepastian mengenai Brexit dapat tercapai. Adnan berkata emas dan JPY bisa saja ditinggalkan, sehingga poundsterling Inggris (GBP) menguat.
Dengan demikian, kemungkinan mengoleksi mata uang berisiko di kawasan emerging market juga meningkat jika AS masih dirundung sentimen resesi ekonomi.
“Mata uang GBP, AUD, EUR, bisa menguat. Begitu pula mata uang di kawasan emerging market,” tuturnya.
Dengan demikian, Adnan optimistis minggu ini harga emas dapat kembali menyentuh titik tertingginya seperti yang terjadi pada Februari lalu, di level US$ 1,346 per ons troi.
Secara teknikal, pergerakan harga emas dunia masih terus menunjukan kenaikan. MA berada di atas 50, 100, dan 200. Hal ini mengindikasikan sampai April mendatang kemungkinan besar harga emas terus meningkat.
Stochastic berada di areal positif 9,6 mengindikasikan buy. Lalu RSI berada di posisi 64,39 yang juga menunjukan buy. Lalu MACD berada di posisi 12,26. Keempat indikator merekomendasikan buy.
Pergerakan harga emas, menurut Adnan minggu ini berentang sempit karena berada di awal minggu. Dirinya memprediksi pergerakan harga emas besok berada di rentang US$ 1.319 – 1.320 per ons troi.
Sedangkan dalam sepekan, pergerakan harga emas akan bergerak di rentang US$ 1.295 per ons troi – US$ 1.350 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News