kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: Harga gas alam tergores Brexit


Senin, 25 Maret 2019 / 17:26 WIB
Analis: Harga gas alam tergores Brexit


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat menguat pekan kemarin, harga gas alam harus kembali melorot di perdagangan hari Senin (25/3). Analis melihat bahwa persoalan Brexit mencederai harga komoditas kini.

Mengutip Bloomberg, pukul 16.46 WIB harga gas alam (natural gas) kontrak pengiriman April 2019 berada di level US$ 2,73 per mmbtu. Angka ini turun 0,72% dari harga akhir pekan lalu yaitu US$ 2,75 per mmbtu. Bahkan harga merosot tajam sebanyak 4,21% dalam sepekan.

Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan pelemahan terjadi karena persoalan Brexit yang kian memanas. Parlemen Uni Eropa tampaknya telah mengeluarkan ultimatum keras bagi Perdana Menteri Theresa May untuk mengakhiri Brexit.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengajukan penundaan Brexit sampai akhir Juni, namun Uni Eropa menolak. Gantinya, Uni Eropa memberikan dua opsi.

Opsi pertama yakni parlemen Inggris menyetujui Perjanjian Brexit yang sudah dirundingkan pemerintah Inggris dengan Uni Eropa selama dua tahun. Dalam hal ini, Inggris akan resmi keluar dari Uni Eropa tanggal 22 Mei.

Namun, jika parlemen Inggris tetap menolak Perjanjian Brexit, maka Inggris diberi waktu sampai 12 April, untuk menyatakan akan sementara tetap menjadi anggota di Uni Eropa dan ikut Pemilu Eropa, yang akan berlangsung 23 sampai 26 Mei.

Jika Inggris menolak ikut Pemilu Eropa, maka negara itu otomatis akan berhenti menjadi anggota Uni Eropa. Artinya, Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa perjanjian (No-Deal-Brexit).

"Persoalan Brexit jelas menguatkan dollar namun dikhawatirkan oleh pelaku pasar. Itulah mengapa pelaku pasar kini lebih memilih asset safe haven emas atau dollar karena di Eropa tidak membaik. Hal ini juga yang membuat harga gas alam merosot," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).

Disamping itu, Ibrahim menilai bahwa pelemahan harga gas alam bisa juga disebabkan aksi ambil untung para pelaku pasar. Dimana harga gas alam menguat beberapa hari lalu. Juga karena musim semi telah tiba di negera belahan barat.

"Kebutuhan gas alam bisa berkurang karena musim dingin telah berakhir. Hampir 60% rumah tangga di AS disubsidi gas alam oleh pemerintah. Nah, berakhirnya musim dingin membuat permintaan gas alam menipis," tandasnya.

Nah, untuk besok, Ibrahim mencatat harga gas alam masih akan melemah seiring belum adanya keputusan Brexit. Diproyeksi besok berada di rentang US$ 2,72 sampai US$ 2,73 per mmbtu. Sementara sepekan bergerak di rentang US$ 2,70 sampai US$ 2,79 per mmbtu.

Secara teknikal, Ibrahim melihat bollinger band dan moving average berada 10% di garis tengah bollinger band bawah. Begitu juga indikator stochastic 70% negatif dan RSI juga MACD 60% negatif. Dia pun merekomendasikan sell.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×