Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas menguat ke rekor tertinggi pada hari Kamis karena pejabat Federal Reserve menegaskan kembali ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2024, meskipun belum jelas kapan hal tersebut akan dieksekusi.
Di sisi yang lain, para trader tengah menunggu data utama terkait tenaga kerja di Amerika Serikat.
Harga emas di pasar spot stabil di level US$ 2.299,28 per ounce, pada 0343 GMT, dan mencapai rekor tertinggi US$ 2.304,09 di awal sesi.
Emas telah mencapai rekor tertinggi di setiap sesi sejak Kamis minggu lalu.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 9.000 Menjadi Rp 1.283.000 Per Gram Pada Hari Ini (4/4)
Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$ 2.318,70 per ons troi.
“Apa yang mendorong harga emas adalah nilai mata uang global yang terdepresiasi terhadap dolar AS karena berbagai alasan. Masyarakat membeli emas pada dasarnya sebagai perlindungan terhadap depresiasi mata uang lokal,” kata Michael Langford, kepala investasi di Scorpion Minerals.
Pejabat Federal Reserve termasuk kepala bank sentral AS Jerome Powell pada hari Rabu terus fokus pada perlunya lebih banyak perdebatan dan data sebelum memutuskan untuk menurunkan suku bunga.
Hal ini diperkirakan pasar keuangan akan terjadi pada bulan Juni nanti.
Baca Juga: Harga Logam Dalam Tren Positif Sebelum Terakhir, Begini Prospeknya ke Depan
Di lain sisi, pertumbuhan industri jasa AS semakin melambat di bulan Maret, yang menjadi pertanda baik bagi prospek inflasi. Sementara, laporan pekerjaan AS untuk bulan Maret akan dirilis pada hari Jumat, dan data inflasi baru akan dirilis minggu depan.
“Jika non-farm payrolls memenuhi ekspektasi atau lebih buruk dari ekspektasi dalam hal pasar kerja melemah, maka hal ini akan berdampak positif bagi potensi penurunan suku bunga yang kemudian berdampak positif bagi emas,” tambah Langford.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News