Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Emas (XAU/USD) masih dalam tren bearish. Penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan besar pada logam mulia.
Mengutip Bloomberg, Jumat (15/11) pukul 11.51 WIB, harga emas bergerak di US$ 2.568,04 per ons troi. Dalam sepekan harganya turun 4,33% dan sebulan terakhir melemah 3,96%.
Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha mengatakan kombinasi berbagai faktor fundamental memperkuat tekanan pada emas.
Berita bahwa Partai Republik menguasai mayoritas di Kongres AS meningkatkan ekspektasi pasar terhadap kebijakan ekonomi pro-USD dari Presiden terpilih Donald Trump.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 4.000 Jadi Rp 1.470.000 Per Gram, Jumat (15/11)
Kebijakan tersebut diperkirakan akan bersifat inflasi tetapi secara keseluruhan mendukung penguatan Dolar AS.
"Karena emas sebagian besar dihargakan dalam dolar AS, apresiasi Greenback menjadi pendorong utama pelemahan harga logam mulia," tulisnya dalam riset, Jumat (15/11).
Selain itu, pasar saham AS yang menguat juga menjadi faktor lain yang mengalihkan perhatian investor dari emas. Harapan akan pajak perusahaan yang lebih rendah serta regulasi yang lebih longgar di bawah pemerintahan baru Trump memicu optimisme, sehingga meningkatkan laba perusahaan dan menurunkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Baca Juga: Harga Emas Spot Turun ke Level Terendah 8 Minggu akibat Penguatan Dolar AS
Sementara itu, prospek suku bunga Federal Reserve turut mempengaruhi sentimen terhadap emas. Data inflasi AS yang dirilis baru-baru ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan Desember.
Meskipun suku bunga yang lebih rendah biasanya positif untuk emas, efek ini diimbangi oleh penguatan dolar AS yang lebih dominan dalam kondisi pasar saat ini.
Permintaan emas global juga menunjukkan penurunan, terutama di China. Perlambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu, yang diperburuk oleh meningkatnya perang dagang dengan AS menjadi salah satu faktor pelemahan permintaan.
Baca Juga: Harga Emas Turun, Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Fed Berkurang Pasca Komentar Powell
Selain itu, perkembangan geopolitik turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Meski biasanya emas naik di tengah ketidakpastian geopolitik, beberapa tanda de-eskalasi konflik global menahan lonjakan harga.
"Misalnya, langkah Korea Selatan membatalkan bantuan mematikan ke Ukraina dan upaya gencatan senjata di Timur Tengah memberikan sentimen positif yang mengurangi kebutuhan investor terhadap aset safe haven seperti emas," terangnya.
Di sisi teknikal, Andy melihat bahwa emas saat ini berada dalam tren bearish yang kuat, sebagaimana ditunjukkan oleh kombinasi indikator Moving Average. Proyeksi menunjukkan bahwa XAU/USD berpotensi melanjutkan penurunan menuju US$ 2.550 per ons troi.
"Namun, jika terjadi rebound, harga dapat meningkat ke level US$ 2.578 per ons troi sebagai target terdekat," tutupnya.
Selanjutnya: Utang Luar Negeri Pemerintah Bengkak 8,4% pada kuartal III 2024
Menarik Dibaca: Promo Sushikun, Beli 2 Dapat 4 Sampai 20 November 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News