Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Injeksi likuiditas yang masif tentu akan menekan keperkasaan dollar AS. Di mana ketika nilai dollar AS tertekan, maka harga emas cenderung terapresiasi, lantaran investor akan lebih memilih menyimpan dananya pada emas sebagai salah satu aset yang minim risiko (safe haven).
"Artinya kemungkinan besar masih akan mengangkat sentimen positif terhadap logam mulia (emas) ke depannya," imbuh dia.
Selain pengaruh stimulus AS, kemungkinan nilai emas akan kembali naik karena pengaruh pertemuan G7 atau tujuh negara terbesar di dunia yang memiliki ekonomi maju.
Pada pertemuan itu, lanjut Ibrahim, ada kemungkinan terjadi kembali perang dagang yang dahulu sempat dilakukan pada pemerintahan Trump.
Baca Juga: Mau menyimpan emas di Antam? Simak cara beserta biayanya
Di sisi lain, memanasnya masalah geopolitik di Laut China Selatan dan Laut Atlantik karena ketegangan antara kapal induk AS dan sekutunya dengan China dan Rusia.
Gejolak ekonomi akibat perang dagang dan persoalan geopolitik itu diperkirakan akan memberi pengaruh pada kenaikan harga logam mulia ke depannya.
"Hal-hal ini yang akan mempengaruhi penguatan logam mulia kedepannya. Jadi jangan takut bahwa logam mulai akan jatuh, ini hanya akan koreksi sesaat, kemudian dia akan up kembali," pungkas Ibrahim.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Harga Emas Sudah Sepekan Terus Turun?"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
Selanjutnya: Harga emas Antam naik Rp 3.000 ke level Rp 923.000 per gram pada hari ini (21/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News