Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer melihat menilai harga emas disebabkan pelemahan dolar indeks dan imbal hasil treasury menurun karena melemahnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti factory orders yang turun 3,6% MoM di Januari 2024.
"Kemudian ada faktor lainnya dimana para investor memiliki ekspektasi kuat bahwa Federal Reserve AS akan melakukan penurunan suku bunga di semester II-2024," kata Khaer kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).
Selain itu, karena emas merupakan komoditas aset lindung nilai, maka ketidakpastian dari pemilu AS di tahun ini, termasuk peningkatan tensi geopolitik global, seperti di Eropa Timur dan Timur Tengah juga turut mendorong penguatan komoditas ini.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Cetak Rekor Lagi Seturut Kejelasan Arah Suku Bunga The Fed
Hal ini kemudian berdampak positif pada emiten emiten produsen emas dalam negeri seperti saham ANTM yang menanjak 4,68% pada 5 hari perdagangan terakhir, selain itu MDKA di pekan lalu juga berhasil ditutup menguat 3,95%, begitu juga dengan emiten emas lainnya.
"Kami sendiri masih melihat bahwa di semester I-2024 komoditas emas masih memiliki potensi penguatan yang cukup tinggi di mana didorong oleh sentimen geopolitik yang masih tinggi serta, kebijakan suku bunga AS," kata Khaer.
Khaer merekomendasikan buy pada saham ANTM dengan target harga Rp 1.970 per saham dan trading buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 2.880 per saham, dan hold pada saham UNTR dengan target harga Rp 26.800 per saham.
Baca Juga: Pasar Keuangan Menanti Tim Ekonomi Prabowo
Arinda memproyeksikan harga emas akan bergerak di level US$ 2.150 - US$ 2.250. Untuk rekomendasi saham dalam jangka pendek, ia merekomendasikan buy pada saham Rp 1.745 per saham, buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 2.490 per saham, dan buy pada saham ARCI dengan target harga Rp 360 per saham.
Sementara dalam jangka panjang, ia merekomendasikan buy pada saham ANTM dengan target harga Rp 1.950 per saham dan buy pada saham MDKA dengan target harga Rp 3.050 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News