Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sentimen tersebut secara tidak langsung mendorong harga emas naik. Sikap apatis pelaku pasar membuat adanya aksi ambil untung atau profit taking di komoditas emas.
Dari kawasan Asia, sentimen pergerakan harga emas dipengaruhi oleh adanya beda pendapat antara Perdana Menteri Jepang dan Bank Sentral Jepang terkait kebijakan suku bunga.
"Ada dua ketimpangan antara Perdana Menteri dan Bank of Japan yang membuat mata uang yen terhadap dollar AS mengalami penguatan dan berdampak pada harga emas dunia yang menurun," terang dia.
Selain itu, adanya kasus kredit macet di perbankan AS juga turut mengambil peran pada penurunan harga emas pekan lalu. Kredit macet yang juga melibatkan logam mulia dalam skema penipuan tersebut, menyeret harga emas untuk terus turun.
"Di situ ada penipuan untuk logam mulia. Ini yang membuat harga emas dunia sempat terkoreksi," ujar dia.
Namun begitu, Ibrahim meyakini harga emas ke depannya akan kembali menguat. Salah satu faktornya adalah libur pemerintahan federal AS yang memasuki hari ke-18.
Peningkatan harga emas ke depan juga dipengaruhi sentimen perkembangan perang dagang antara AS dan China yang telah mendapatkan desakan berbagai pihak agar segera dapat diselesaikan.
Tonton: CEK HARGA EMAS BATANGAN ANTAM HARI INI (19 OKTOBER 2025)
Sedikit catatan, pada 1 November mendatang, AS akan secara resmi menerapkan kebijakan tarif 100% untuk China.
"Ini cukup menarik untuk pasar, sehingga harga emas dunia terus melonjak tinggi," ungkap dia.
Kenaikan harga emas ke depan juga didorong oleh sentimen permintaan emas di antara bank sentral global. Hampir semua bank sentral global terus menyimpan cadangan devisa mereka dalam bentuk emas.
Sebagai informasi, harga emas dunia telah naik lebih dari 60% sepanjang 2025.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com, berjudul "Harga Emas Diproyeksi Masih Bakal Naik, Ini Penyebabnya"
Selanjutnya: BPNT Tahap 4 Cair Oktober–Desember 2025, Begini Cara Cek Penerimanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News