kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.602   0,00   0,00%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Harga Emas Diramal Tembus US$ 4.400 per Troy Ounce pada November 2025, Ini Sebabnya


Senin, 20 Oktober 2025 / 02:50 WIB
Harga Emas Diramal Tembus US$ 4.400 per Troy Ounce pada November 2025, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Harga emas dunia diproyeksikan akan terus menguat pada November 2025. Photo by Costfoto/NurPhoto


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Lonjakan harga emas dunia belakangan ini menjadi perhatian investor global, terutama karena banyaknya faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi yang berpotensi mengguncang pasar keuangan internasional.

Di tengah keresahan pasar dan aksi ambil untung pekan lalu, banyak analis menilai emas kembali jadi aset lindung nilai (safe haven) paling dicari menjelang akhir tahun.

Harga emas dunia diproyeksikan akan terus menguat pada November 2025. 

Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan harga emas bulan depan bisa mencapai US$ 4.437 per troy ounce. 

"Di bulan November, ini kemungkinan ada perubahan untuk angkanya itu ada di US$ 4.437 per troy ounce," kata dia, Minggu (19/10/2025). 

Ia menambahkan pekan lalu harga emas sempat terkoreksi sebelum akhirnya kembali menguat. 

Adapun pada pekan depan, emas diprediksi akan kembali menguat dengan support US$ 4.118 per troy ounce dan resistance di US$ 4.372 per troy ounce. 

Baca Juga: Grafik Harga Emas Antam Hari Ini (19 Oktober 2025), Naik atau Turun?

Ibrahim mengungkapkan, koreksi harga emas pekan lalu dipengaruhi oleh aksi taking profit menyusul kabar yang beredar bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengadakan pertemuan puncak untuk membahas konflik Rusia-Ukraina. 

Rencananya, pertemuan tersebut akan berlangsung di Hungaria. Namun demikian, sejumlah pengamat dinilai menunjukkan sikap apatis atau mengesampingkan hasil dari pertemuan tersebut. 

Pasalnya, gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dirasa sulit tercapai. Ibrahim menerangkan, pertemuan mendatang adalah yang ketiga kalinya digelar untuk membicarakan gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia. 

"Ukraina mengatakan Rusia harus mengembalikan wilayah yang sudah dikuasai Rusia. Ini yang dalam tanda kutip paling susah akan dilakukan oleh Rusia," terang dia. 

Baca Juga: Perhatikan Strategi Investasi Emas Saat Harga Sedang Tinggi


Tag


TERBARU

[X]
×