Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diprediksi cenderung naik, meski harganya masih tertekan. Berdasarkan Trading Economics, harga emas turun 0,31% ke level US$ 2.325 per ons troi, pada perdagangan Selasa (2/7) pukul 11.15 WIB.
Analisis Deu Calion Futures (DCFX), Andrew Fischer mengatakan meskipun ada kemungkinan penurunan harga sementara, tren kenaikan harga emas masih berlanjut. Faktor pergerakan emas ini didukung perubahan arah tren dan pengaruh konflik Rusia-Eropa.
“Kemudian, salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas adalah perubahan arah tren pasar,” kata Fischer dalam riset hariannya, Selasa (2/7). Secara teknikal, Fischer melihat adanya sinyal positif untuk harga emas. Padalnya, konflik antara Rusia dan Eropa masih menjadi sorotan.
Baca Juga: Harga Emas Spot Turun ke US$2.321,4, Menunggu Petunjuk Pemotongan Suku Bunga AS
Meskipun intensitas serangan saat ini menurun, kekhawatiran akan potensi pecahnya Perang Dunia III membuat para investor cenderung lebih berhati-hati dan mencari perlindungan pada aset-aset aman seperti emas.
Dia menyebutkan perdagangan Asia pada Senin (1/7), harga emas mengalami sedikit penurunan. Harga emas spot untuk pengiriman Agustus turun tipis menjadi 2.325 per ons troi, sementara gold futures yang akan jatuh tempo pada bulan Agustus juga turun 0,2% menjadi US$ 2.336 per ons troi, pukul 11:09 WIB.
“Kendati demikian, emas masih menunjukkan sedikit kenaikan karena spekulasi penurunan suku bunga September meningkat,” imbuhnya.
Selain itu, Fischer menuturkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga AS juga memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas. Para trader saat ini menunggu lebih banyak isyarat dari Federal Reserve dan data ekonomi AS minggu ini.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 17 Juni 2024, Cek Daftarnya di Sini
Alat CME Fedwatch menunjukkan bahwa para trader memperkirakan peluang hampir 58% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan September.
Lebih lanjut, Ketua Fed, Jerome Powell, dijadwalkan akan berbicara pada Selasa (2/7), sementara risalah pertemuan Fed bulan Juni akan dirilis pada Rabu (3/7). Tak hanya itu, data Non-Farm Payroll untuk bulan Juni akan dirilis pada Jumat (5/7).
“Semua faktor ini akan sangat mempengaruhi sentimen pasar terhadap emas,” bebernya.
Di sisi lain, dolar index juga merosot lebih dari 0,2% pada Senin (1/7), memperpanjang kerugian dari sesi sebelumnya.
Menurut Fischer, prospke suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pertanda baik bagi pasar logam mulia karena membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga Emas Melemah di Awal Pekan Saat Imbal Hasil Obligasi AS Naik
Namun, Fischer bilang, harga emas masih mengalami sedikit kemajuan karena para pedagang menunggu lebih banyak isyarat dari Federal Reserve dan data ekonomi AS minggu ini.
Logam mulia lainnya juga cenderung lebih rendah pada Senin (1/7). Platinum futures turun 0,5% menjadi US$ 1.004,60 per ons, sementara silver futures turun 0,5% menjadi US$ 29.405 per ons.
Walaupun demikian, Fischer menilai bahwa sentimen terhadap pasar logam, terutama emas, tetap tegang bahkan ketika para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka untuk penurunan suku bunga bulan September, menyusul data Indeks harga PCE dari minggu lalu.
Baca Juga: Harga Emas Turun Setelah Sinyal Satu Kali Penurunan Suku Bunga The Fed Tahun Ini
Secara keseluruhan, prediksi Fischer untuk harga emas ke depannya akan cenderung naik, meskipun ada beberapa penurunan kecil yang mungkin terjadi. Faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas adalah perubahan arah tren dan kekhawatiran akan konflik Rusia-Eropa yang masih berlanjut.
Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga AS dan kebijakan Federal Reserve juga akan memainkan peran penting dalam pergerakan harga emas minggu ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News