CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga emas diproyeksi masih terus tertekan


Kamis, 01 Juni 2017 / 18:55 WIB
Harga emas diproyeksi masih terus tertekan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga emas mulai kehilangan tenaga di tengah spekulasi kenaikan suku bunga The Fed. Menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan ini, kilau emas semakin pudar.

Mengutip Bloomberg, Kamis (1/6) pukul 16.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2017 di Commodity Exchange tergerus 0,49% ke level US$ 1.269,1 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.

Analis PT Global Kapital Investama Berjangka, Alwi Assegaf mengatakan, emas mulai terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi satu bulan. Koreksi harga emas dipicu oleh meningkatnya spekulasi kenaikan suku bunga The Fed bulan Juni.

Bahkan salah satu pejabat The Fed, Lael Brainard menyatakan suku bunga akan segara naik. Tetapi Brainard juga menyampaikan jika inflasi melambat, maka bisa menunda kenaikan suku bunga.

Sementara jika melihat rilis data Core PCE Price Index Amerika Serikat (AS) bulan April menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,2% dari sebelumnya minus 0,1%. Angka ini pun melebihi proyeksi pertumbuhan 0,1%.

Padahal data PCE Price Index merupakan acuan inflasi The Fed. "Data ini dipakai The Fed untuk acuan normalisasi kebijakan dan mendukung prospek kenaikan suku bunga dua kali lagi tahun ini sehingga menyebabkan emas terkoreksi," papar Alwi.

Tekanan harga emas juga bertambah lantaran ancaman penurunan impor emas India akibat penerapan pajak barang dan jasa. India dan China merupakan importir emas fisik terbesar di dunia. Penerapan pajak tersebut akan berdampak pada turunnya permintaan emas tahun ini. "Hal ini bisa membawa pengaruh negatif bagi harga emas, tetapi sifatnya hanya sementara," lanjut Alwi.

Faktor utama penggerak harga emas sebagai aset non bunga adalah isu kenaikan suku bunga The Fed. Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed bulan Juni saat ini sudah melebihi 80%. Menjelang FOMC, Alwi menduga harga emas akan terus tertekan.

Adapun proyeksi pergerakan harga emas hingga akhir bulan Juni berada di kisaran US$ 1.234 - US$ 1.280 per ons troi. Jika The Fed akhirnya menaikkan suku bunga, tekanan harga emas bisa lebih dalam ke US$ 1.230 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×