kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.340.000   -1.000   -0,04%
  • USD/IDR 16.712   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.570   155,90   1,85%
  • KOMPAS100 1.188   24,76   2,13%
  • LQ45 863   17,67   2,09%
  • ISSI 300   6,15   2,09%
  • IDX30 447   6,81   1,55%
  • IDXHIDIV20 518   8,17   1,60%
  • IDX80 134   2,95   2,26%
  • IDXV30 137   1,51   1,12%
  • IDXQ30 143   2,38   1,69%

Harga Emas Diproyeksi Capai US$ 4.450 pada Semester I – 2026


Senin, 24 November 2025 / 21:11 WIB
Harga Emas Diproyeksi Capai US$ 4.450 pada Semester I – 2026
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A raw gold bar is displayed at Nigeria’s booth at the 8th China International Import Expo (CIIE) venue in Shanghai, China, November 5, 2025. REUTERS/Maxim Shemetov/File Photo Sejumlah sentimen seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed mendorong penguatan harga emas. ?


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas diproyeksi masih akan terus menguat hingga tahun 2026. Sejumlah sentimen seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed mendorong penguatan harga emas. 

Mengutip Trading Economics Senin (24/11) pukul 20.27 WIB, harga emas berada di level US$ 4.081 per troi ons, naik 55,48% secara year to date (ytd). 

Head of Market Intelligence Bank DBS Indonesia, Boy Suhendry mengatakan, bahwa salah satu pejabat John Williams, Gubernur Federal Reserve (The Fed) Bank of New York menyampaikan bahwa ada peluang menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini berkaca dari lemahnya pasar tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). 

Baca Juga: Rupiah Menguat Diawal Pekan, Dukungan BI dan Sentimen The Fed Jadi Penopang

“Kalau Tingkat suku bunganya rendah, ini merupakan katalis buat emas, ada kecenderungan emas bisa menguat,” ucap Boy di Kantor Bank DBS Indonesia, Senin (24/11).    

Sentimen kedua terkait Presiden AS Donald Trump yang ingin belanja pemerintah AS besar dengan maksud menggerakkan ekonomi. Namun market khawatir fiscal dominance membuat pemerintah menerbitkan obligasi lebih banyak lagi. Hal ini yang dinilai membuat dedolarisasi dan menjadi faktor penguat harga emas. 

Selanjutnya, faktor geopolitik. Masih memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah dan Rusia – Ukraina. “Faktor geopolitical, uncertainty mengakibatkan ketidakstabilan dan mengakibatkan harga emas juga naik,” kata Boy. 

Boy menambahkan, rekor harga emas masih bisa berlanjut. “DBS CIO memperkirakan ada kecenderungan di semester I – 2026 harga emas bisa ke level US$ 4.450 per troi ons,” ucap Boy. 

Boy mengutip data Bloomberg yang menyatakan bahwa sejak tahun 2020 hingga year to date tahun 2025, rata – rata kenaikan harga emas 19,40%. Sementara, rata – rata kenaikan harga global equity hanya 10,3%.

Baca Juga: 11 Saham Ini Berhasil Naik Kelas ke Papan Utama, Intip yang Prospektif

Selanjutnya: Indodax Gandeng HashKey Exchange Perkuat Infrastruktur dan Likuiditas Kripto

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Selasa 25 November 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×