Reporter: Nathania Pessak, RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali pekan kedua Oktober, harga emas kembali bergerak menguat. Namun, harga si kuning menyala masih akan sulit menembus level US$ 1.300 per ons troi di akhir tahun.
Mengutip Bloomberg, Senin (9/10) pukul 16.45 WIB, harga emas di Commodity Exchange kontrak pengiriman Desember 2017 mencapai US$ 1.284,60 per ons troi, naik 0,76% dibanding hari sebelumnya. Sedang dalam sepekan, harganya tumbuh 0,69%.
Deddy Yusuf Siregar, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures, menilai, penguatan harga emas dipengaruhi beberapa sentimen. Salah satunya, rilis data non-farm employment change Amerika Serikat (AS) yang turun, dari 196.000 menjadi minus 33.000. "Juga ada kekhawatiran pasar terkait masalah geopolitik," kata Deddy kemarin.
Maklum, kabarnya, Korea Utara berencana meluncurkan bom hidrogen besok (10/10), bertepatan dengan hari jadi Partai Buruh negara itu. "Dengan adanya ketegangan ini, maka peran emas sebagai safe haven kembali muncul. Investor pun beralih ke emas lagi," ujar Deddy.
Selain itu, harga emas juga terangkat oleh permintaan yang tinggi jelang perayaan Diwali di India bulan ini. Tapi, efeknya sementara, karena kenaikan permintaan terjadi sejak kuartal tiga lalu. World Gold Council memprediksikan permintaan emas India selama 2017 mencapai 600-700 ton, lebih tinggi ketimbang 2016 yang hanya 600 ton.
Tren bearish
Kemarin, harga emas sejatinya sempat menembus level US$ 1.300 per ons troi. Tapi, tak bertahan lama dan kembali ke kisaran US$ 1.200 per ons troi. Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures, mengatakan, rencana kenaikan suku bunga The Fed dan reformasi pajak Presiden AS Donald Trump cukup membebani harga emas hingga sulit menembus level US$ 1.300 per ons troi. Kuncinya sebenarnya di The Fed, semakin hawkish, harga emas semakin turun, ungkap Faisyal.
Deddy juga bilang, kilau emas di kuartal IV 2017 mulai meredup. Sebab, harga emas tertekan kebijakan The Fed yang akan mengerek suku bunga. Tambah lagi, reformasi pajak Trump mendapat lampu hijau dari Partai Republik. Ini membuat dollar AS menguat dan harga emas koreksi.
Namun, Faisyal melihat tren bearish harga emas bisa tertahan lantaran pergantian Gubernur The Fed. Jerome H. Powell disebut-sebut akan menggantikan Janet Yellen. Ini bisa sedikit meredam ekspektasi kenaikan suku bunga. Maklum, Powell kerap melontarkan pernyataan dovish.
Secara teknikal, kata Faisyal, harga di bawah moving average (MA) 100 dan MA 200. Stochastic sudah overbought di level 90,67. RSI terkoreksi ke level 61,37. Hanya MACD ada di area positif 0,123.
Pada Selasa (10/10), Faisyal memprediksikan, harga emas akan bergerak di US$ 1.260-US$ 1.295 dan sepekan US$ 1.250-US$ 1.300 per ons troi. Hitungan Deddy, harga emas hari ini (10/10) melemah ke level US$ 1.271,90-US$ 1.286,90 dan pekan ini bergulir di kisaran US$ 1.259,60-US$ 1.296,51 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News