Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diproyeksi terus naik. Salah satu pendorongnya potensi kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) jelang rilis data penjualan ritel.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan, kemarin harga emas berada dalam kisaran US$ 2.330 - US$ 2.331 per ons troi. Namun hari ini (16/4), emas diprediksi terdapat prospek kenaikan masih terbuka.
“Prediksi ini juga didukung oleh perkiraan yang menunjukkan penguatan dolar AS menjelang rilis data retail sales yang memicu minat investor terhadap emas sebagai aset safe haven,” ujarnya dalam riset harian, Selasa (16/4).
Pada sesi perdagangan AS, harga emas spot untuk kontrak pengiriman Juni 2024 naik hingga US$ 2 per ons troi, atau melonjak 1,06%. Hal ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar cenderung mendukung penguatan harga emas.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 6.000 Menjadi Rp 1.321.000 Per Gram Pada Hari Ini (16/4)
Dalam pandangan Fischer, potensi kenaikan ini juga diperkuat oleh kondisi geopolitik yang masih belum stabil, terutama dengan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Ketidakpastian terhadap perekonomian global dan kepercayaan yang merosot terhadap dolar AS juga menjadi faktor yang mendorong minat investor terhadap emas.
Pergerakan harga emas hari ini menunjukkan bahwa emas cenderung mendapat dukungan pada level US$ 2.337,10, sementara level resistance terletak pada US$ 2.448,80 per ons troi.
Meskipun ada kenaikan harga, investor juga harus memperhatikan pergerakan indeks dolar AS berjangka, yang naik sebesar 0,16% pada level 106.
"Namun meskipun dolar AS menguat, emas masih dianggap sebagai pilihan investasi yang menarik, terutama dalam menghadapi ketidakpastian global," sebutnya.
Selain emas, perak juga mengalami kenaikan sebesar 1,95% dan diperdagangkan pada US$ 28,88 per ons troi, sementara tembaga naik 2,52% menjadi US$ 4,37 per pon.
Kenaikan ini menunjukkan bahwa logam mulia secara umum mendapat perhatian investor sebagai alternatif investasi yang menarik di tengah gejolak pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News