kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Harga Emas Berpotensi Melemah Pekan Depan, Ini Penyebabnya


Jumat, 23 Mei 2025 / 16:11 WIB
Harga Emas Berpotensi Melemah Pekan Depan, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Proyeksi harga emas spot usai terus menguat tajam di pekan ini


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga emas dunia pekan ini menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Sejumlah faktor seperti ketegangan geopolitik, dinamika fiskal Amerika Serikat (AS), dan rilis data ekonomi yang beragam menjadi pemicunya.

Berdasarkan Trading Economics, dalam sepekan harga emas menguat 3,84%, dengan 24 jam terakhir naik 0,73% ke US$ 3.324 per ons troi per Jumat (23/5) pukul 15.49 WIB.

Analis Senior di Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha menyebutkan, harga emas sempat melonjak tajam setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pemotongan pajak yang diperkirakan akan menambah utang nasional hingga US$ 3,8 triliun dalam satu dekade.

Kebijakan fiskal tersebut turut mendorong lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan peringkat kredit pemerintah AS.

"Pasar menilai langkah ini sebagai sinyal meningkatnya risiko fiskal, sehingga mendorong investor kembali pada emas sebagai aset lindung nilai (safe haven)," tulisnya dalam riset mingguan, Jumat (23/5).

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 13.000 Jadi Rp 1.910.000 per Gram Hari Ini 23 Mei 2025

Sementara itu, eskalasi ketegangan di Timur Tengah dan hubungan dagang AS-China terus menjadi katalis positif bagi permintaan emas. Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, arus modal mengalir ke aset-aset aman seperti logam mulia.

Di sisi lain, data PMI manufaktur dan jasa AS yang membaik pada bulan Mei menekan harga emas secara jangka pendek, karena memunculkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi AS. Sehingga, sentimen pasar terbelah antara harapan akan stabilitas ekonomi dan kekhawatiran terhadap keberlanjutan fiskal.

Dari sisi teknikal, Andy melihat kombinasi indikator candlestick dan Moving Average mengindikasikan melemahnya tren bearish yang sebelumnya terbentuk. Meskipun sempat terkoreksi, tekanan jual belum cukup kuat untuk membawa harga ke level yang lebih rendah secara signifikan, mencerminkan sikap wait and see dari pelaku pasar.

Untuk pekan depan, Andy memproyeksikan harga emas masih berpotensi melanjutkan pelemahan hingga ke kisaran US$ 3.070 per ons troi, terutama jika sentimen risk-on kembali mendominasi dan Dolar AS menguat.

"Skenario ini bisa terealisasi apabila data ekonomi AS yang akan dirilis menunjukkan penguatan lebih lanjut, yang dapat menunda ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed," katanya.

Namun, peluang rebound tetap terbuka jika harga mampu menembus resistance kunci di US$ 3.405 per ons troi. Jika level ini dilewati, maka emas berpotensi menguat hingga ke US$ 3.500, terutama jika dipicu oleh eskalasi geopolitik atau pelemahan signifikan pada Dolar AS.

"Arah kebijakan fiskal pasca pengesahan RUU pajak juga akan menjadi fokus pasar, karena berpotensi memperburuk persepsi terhadap stabilitas keuangan pemerintah AS," sambungnya.

Baca Juga: Investasi Emas Masih Prospektif, Simak Sentimen yang Masih Menopang Harga Emas 

Secara keseluruhan, meskipun tekanan teknikal jangka pendek masih membayangi, Andy menilai prospek jangka menengah emas tetap positif. Hal ini didukung oleh tingginya permintaan investor serta ketidakpastian global yang belum menunjukkan tanda mereda.

Selanjutnya: Nutella Tampilkan Cita Rasa Lokal dalam Strategi Pemasaran Terbarunya

Menarik Dibaca: Nutella Tampilkan Cita Rasa Lokal dalam Strategi Pemasaran Terbarunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×