Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas spot dan harga emas logam mulia Antam kembali menguat. Bahkan, harga emas berpotensi terus menguat, setidaknya kuartal III-2025. Hal ini Itu seiring penguatan rupiah yang dinilai hanya sementara.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (22/5) pukul 14.00 WIB, harga emas spot menguat 0,28% ke level US$ 3.324,38 per ons troi
Setali tiga uang, harga emas untuk kontrak pengiriman Agustus 2025 menguat 0,43% ke level US$ 3.356,3 per ons troi. Sejalan, hari ini harga logam mulia emas Antam juga Rp 8.000 menjadi Rp 1.923.000 per gram.
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menyebut, kenaikan harga emas masih akan berlanjut seiring proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani soal nilai tukar rupiah.
“Sri Mulyani sendiri di RUU APBN tahun 2026 mematok rupiah di Rp 16.900. Artinya, masih ada harapan harga logam mulia emas masih akan naik,” kata Ibrahim kepada Kontan, Kamis (22/5).
Memang, pada Sidang Paripurna DPR RI, Selasa (20/5) lalu, Sri Mulyani menetapkan, nilai tukar rupiah akan berada pada rentang Rp 16.500 – Rp 16.900 per dolar AS di tahun 2026. Artinya, dari nilai tukar rupiah saat ini pada rentang Rp 16.400, rupiah berpeluang melemah di masa depan.
Di samping itu, Ibrahim menjelaskan sejumlah faktor pendorong harga emas saat ini.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 Jadi Rp 1.923.000 per Gram Hari Ini 22 Mei 2025
Ibrahim bilang, harga emas spot turut mendorong harga emas logam mulia Antam. Terlebih harga emas spot mendapat sokongan dari keputusan Moody’s Rating untuk memangkas peringkat utang Amerika Serikat (AS), dari AAA menjadi AA1.
Selain itu, Ibrahim juga menyoroti soal konflik Rusia-Ukraina. “Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan, sementara Uni Eropa dan Amerika sudah mengancam. Seandainya tidak ada kesepakatan yang bagus dalam perang di Eropa, kemungkinan besar Rusia akan mendapatkan sanksi ekonomi yang lebih berat lagi,” jelasnya.
Selain itu, Ibrahim menilai kondisi geopolitik Timur Tengah juga tak kunjung menunjukkan pemulihan. Serangan Israel di jalur Gaza yang semakin masif, menurut Ibrahim, mendorong kekhawatiran pasar.
Lalu yang terakhir Ibrahim menyoroti soal Bank Sentral China yang menurunkan suku bunga kredit. “Ini yang cukup menarik bagi pasar, ada pernyataan dari Bank Sentral bahwa China kemungkinan besar akan menggelontorkan stimulus lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Keseluruhan faktor ini, kata Ibrahim, menjadi pendorong kenaikan harga emas spot saat ini. Kelanjutan situasi global, seperti kesepakatan dagang dan geopolitik antar negara, akan menjadi penentu harga emas nantinya.
Namun dalam setidaknya tiga bulan ke depan, Ibrahim memproyeksi harga emas spot bisa mencapai US$ 3.700 per ons troi. Mengekor, logam mulia emas Antam juga bisa kembali menyentuh Rp 2 juta per gram.
Selanjutnya: Infinix Note 50X 5G+: Cek Spesifikasi dan Harga Resminya di Indonesia
Menarik Dibaca: Grand Indonesia Rayakan Hari Jadi ke-16 Lewat Inovasi Mode dan Kolaborasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News