Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bergerak sideways jelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Saat ini pasar tengah mencermati kebijakan perdagangan yang akan diterapkan Trump pada masa kedua jabatannya.
Berdasarkan Trading Economics, harga emas sempat turun ke US$ 2.671 per ons troi pada pembukaan Senin (20/1) dan kembali naik ke US$ 2.706 pada pukul 14.17 WIB, menguat 0,2%.
Research and Development ICDX Jonathan Octavianus, menyebutkan kembali naiknya harga emas didorong penguatan dolar AS dan spekulasi terkait penurunan suku bunga AS.
“Pasar tengah mencermati kebijakan perdagangan yang akan diterapkan oleh Presiden Trump dalam masa jabatan keduanya," ujarnya Senin (20/1).
Baca Juga: Jelang Pelantikan Trump, Harga Emas Pangkas Koreksi ke US$ 2.697,6 Ons Troi
Penguatan dolar AS juga dipicu oleh ekspektasi adanya tarif perdagangan baru yang berpotensi meningkatkan inflasi. Kondisi ini menjadikan arah kebijakan suku bunga The Fed sangat bergantung pada sejauh mana kebijakan tersebut diterapkan.
Pada pertemuan sebelumnya, data inflasi AS menunjukkan perlambatan pada bulan lalu, yang memunculkan spekulasi akan adanya penurunan suku bunga lebih lanjut di tahun ini. Gubernur The Fed, Christopher Waller, juga menyatakan pada hari Kamis bahwa inflasi diperkirakan akan terus melambat, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya tiga hingga empat penurunan suku bunga masing-masing sebesar 0,25% sebelum akhir tahun.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Senin (20/1/2025) Stagnan
Sementara itu, data dari Biro Sensus Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat menunjukkan bahwa pembangunan perumahan baru meningkat 3,3% pada Desember, mencapai tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,50 juta unit, angka tertinggi sejak Februari 2024.
Jonathan melihat secara teknikal, harga emas meningkat dengan support saat ini beralih ke area US$ 2.649 dan resistance terdekat berada di area US$ 2.721.
"Support terjauhnya berada di area US$ 2.626 hingga ke area US$ 2.577, sementara untuk resistance terjauhnya berada di area US$ 2.742 hingga ke area US$ 2.771," tutupnya.
Selanjutnya: NUVO Family Ajak Anak-Anak Tetap Sehat & Aktif, Bawa Keseruan di Awal Semester Baru
Menarik Dibaca: Allianz Life & Bank CTBC Indonesia Hadirkan Solusi untuk Rencana Finansial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News