Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas spot tertekan kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (17/1).
Namun, harga emas tetap berada di jalur kenaikan mingguan karena ketidakpastian seputar kebijakan Presiden Donald Trump yang akan datang. Juga perkiraan baru dari pemotongan suku bunga The Fed lebih lanjut.
Harga emas spot turun 0,4% menjadi US$ 2.701,03 per ons tro pada Jumat (17/1). Sementara emas berjangka AS ditutup turun 0,1% menjadi US$ 2.748,70.
"Ini lebih merupakan langkah ambil untung daripada yang lain, mungkin dibantu oleh dolar AS yang sedikit lebih tinggi pada hari itu, menambah sedikit tekanan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Catat Rekor Tertinggi, Harga Emas Diproyeksi Masih Lanjut Menguat Tahun Ini
Pasar sekarang sangat menunggu pelantikan Donald Trump pada 20 Januari, dan kebijakan tarif perdagangan Trump yang tinggi diperkirakan akan semakin memicu inflasi dan memicu perang dagang, yang berpotensi meningkatkan daya tarik safe-haven emas batangan.
"Ketidakpastian sehubungan dengan kebijakan yang akan diberlakukan Presiden Trump telah menjadi salah satu faktor pendukung emas," tambah Meger.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil, seringkali dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian politik, mendapat manfaat dari suku bunga yang lebih rendah.
"Ada tanda tanya tentang status tarif, bagaimana mereka akan diterapkan. Banyak investor melihat emas sebagai cara untuk melindungi beberapa risiko penurunan, jika kebijakan baru ini merusak pertumbuhan ekonomi," kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree.
Baca Juga: Harga Emas Antam di Logam Mulia Hari Ini Minggu (18/1) Turun Rp 7.000
Selanjutnya: Siap-Siap Libur Panjang Perayaan Imlek, Ini Tanggal Merah & Cuti Bersama Januari 2025
Menarik Dibaca: Tanaman Hias ini Bisa Bersihkan Udara di Dalam Rumah!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News