Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bergerak fluktuatif sepanjang tahun 2022. Salah satu penyebabnya adalah masalah geopolitik dan kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif memicu reli dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, harga emas spot ditutup pada US$ 1.826 per ons troi pada Jumat (30/12) atau turun 0,17% secara year to date (ytd).
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menjelaskan kinerja emas di akhir tahun 2022 sama seperti tahun 2021, dimana fluktuasi terjadi seiring dengan cerita yang berbeda namun fluktuasi yang sama.
"Di tahun 2022 di bulan Februari invasi Rusia-Ukraina membawa harga emas melonjak hingga US$ 2.072,"jelasnya kepada Kontan.co.id.Jumat (30/12).
Baca Juga: Resesi Ekonomi Mengancam, Prospek Komoditas Logam Mulia Diramal Cerah di 2023
Namun akhirnya harga emas kembali terkoreksi hingga US$ 1.614 seiring dengan langkah agresif The Fed dalam menerapkan pengetatan kebijakan suku bunga.
Nanang optimistis harga emas masih berpotensi menguat pelan tapi pasti pada tahun 2023 seiring dengan lonjakan permintaan menyambut pelonggaran ekonomi China kendati masih terbatas.
Selain itu, Nanang berkeyakinan emas masih menjadi aset alternatif yang aman, dimana harga emas terus bertahan di bawah US$ 1.700 dengan psikologis area US$ 1.614, pada rentan harga tersebut bisa menjadi momentum buy on weakness emas.
"Sedangkan potensi sell masih terjaga pada rentan harga di atas US$ 1.950 - US$ 2.000," tuturnya.
Menurut Nanang, status safe haven masih disematkan pada emas di tahun 2023 di saat eskalasi di Eropa Timur belum berakhir.
"Optimisme penguatan juga datang dari berkurangnya intensitas kenaikan suku bunga The Fed yang memicu pelepasan aset dolar dan investor memburu aset berisiko," terangnya.
Baca Juga: Harga Emas Spot Perpanjangan Penguatan ke Level US$1.817,30
Sentimen lainnya berasal dari melandainya inflasi AS pada 2023 yang akan mendorong Fed mengurangi persentase kenaikan suku bunganya.
Sementara sentimen negatif berasal dari langkah Fed yang masih berkomitmen menekan laju inflasi dengan suku bunga yang dipacu naik. Lalu dampak perlambatan di China yang memicu perburuan aset aman yakni dolar.
Nanang memperkirakan harga emas pada Januari 2023 berpotensi akan bergerak di rentang harga US$ 1.850 - US$ 1.950 per ons troi. Bahkan tidak menutup kemungkinan kembali di US$ 2.000 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News