Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
Siapa saja memang perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan.
Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.
Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) setebal itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang. Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.
Baca Juga: Harga emas turun, kapan waktu yang tepat untuk beli?
Sekadar ilustrasi, berikut ini kalkulasi potensi untung/rugi andaikata para investor emas lantakan pada beberapa kurun waktu.
- Membeli emas Antam pada 12 November 2019 (Rp 741.000 per gram) = -10.26% (rugi)
- Membeli emas Antam 19 Oktober 2019 (Rp 756.000 per gram) = -12.04% (rugi)
- Membeli emas Antam 19 Agustus 2019 (Rp 757.000 per gram) = -12.15% (rugi)
- Membeli emas Antam 19 Mei 2019 (Rp 663.000 per gram) = 0.30% (untung)
- Membeli emas Antam 19 Februari 2019 (Rp 674.000 per gram) = -1.34% (rugi)
- Membeli emas Antam 19 November 2018 (Rp 608.023 per gram) = 9.37% (untung)
- Membeli emas Antam 19 Agustus 2018 (Rp 590.870 per gram) = 12.55% (untung)
- Membeli emas Antam 19 Mei 2018 (Rp 612.058 per gram) = 8.65% (untung)
- Membeli emas Antam 19 Februari 2018 (Rp 603.986 per gram) = 10.10% (untung)
Nah, dari catatan di atas tampak bahwa Anda bisa saja mengantongi potensi laba 12% andai membelinya sekitar bulan Agustus 2018 lalu.
Baca Juga: Waduh, Harga Emas Hari Ini Merosot dan Dekati Level Terendah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News