kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga CPO tertekan proyeksi kenaikan produksi dan aturan ketat sejumlah negara


Sabtu, 31 Maret 2018 / 10:20 WIB
Harga CPO tertekan proyeksi kenaikan produksi dan aturan ketat sejumlah negara


Reporter: Danielisa Putriadita, RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih tertekan. Setelah terkoreksi akibat penguatan valuta ringgit, kini harga CPO tertahan ekspektasi kenaikan produksi Malaysia.

Pada perdagangan Kamis (29/3), harga CPO kontrak Juni 2018 ditutup menyusut 0,58% jadi RM 2.404 per metrik ton. Dalam sepekan terakhir, harga CPO terpangkas 1,88%. "Ada kekhawatiran atas kenaikan produksi CPO di Malaysia pada Maret dan April," ungkap Faisyal, analis Monex Investindo Futures kepada Kontan.co.id, Kamis lalu.

Sejauh ini, efek cuaca kering karena El Nino masih terasa. Tapi, sepanjang 2018, produksi CPO Malaysia diperkirakan mencapai 20,5 juta ton. Jika terwujud, angka itu merupakan level tertinggi baru yang diukir Malaysia.

Di saat yang sama, pasar masih dilanda kecemasan atas rencana penerapan tarif ekspor Malaysia pada April nanti. Setelah sempat tertunda beberapa kali, akhirnya pemerintah Malaysia mulai memungut pajak sebesar 5%.

Koreksi harga minyak sawit juga mengikuti pelemahan minyak kedelai. Tapi, harga CPO bisa kembali menguat jelang Ramadan, yakni Mei 2018. "Harga di kuartal II-2018 tergantung momentum Ramadan," ujar Faisyal.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menyebutkan, volume ekspor CPO Malaysia di periode 1-25 Maret 2018 tumbuh 9%. Seharusnya hal itu mengangkat harga CPO. Namun data itu dinilai belum memberikan keyakinan mengenai pemulihan pasar ekspor CPO.

Sebab, pada Februari tahun ini, ekspor CPO Malaysia merosot 13,3%. "Jika ekspor CPO di bulan Maret ternyata masih menurun, maka ada potensi harga CPO kembali tertekan," ungkap Deddy.

Selain itu, harga CPO tertekan lantaran ringgit Malaysia menguat terhadap dollar AS. Sebenarnya penguatan ringgit tak terlalu tajam. "Tapi setiap ada penguatan ringgit, harga CPO cenderung terkoreksi karena ada penurunan minat pelaku pasar yang merespons harga CPO," kata Deddy.

Meski melihat ada peluang harga CPO menguat saat Ramadan, Faisyal masih ragu kenaikannya signifikan. Saat Imlek lalu, misalnya, permintaan tak terlalu tinggi. Padahal banyak pihak meyakini Imlek bisa mengerek harga CPO.

Potensi kenaikan produksi CPO pada Maret-April, tarif impor di India dan rencana pemberlakuan pajak ekspor Malaysia, adalah sederet isu yang masih memberikan sentimen negatif terhadap harga CPO. "Saat ini produksi tinggi dan permintaan tidak cukup bagus," imbuh Faisyal.

Ia memprediksi harga CPO Senin (2/4) nanti bergerak di kisaran RM 2.365 hingga RM 2.430 per metrik ton. Sepekan ke depan, harga CPO bisa bergulir antara RM 2.330–RM 2.470 per metrik ton.

Adapun Deddy memprediksi harga CPO pada Senin depan akan bergerak di antara RM 2.420–RM 2.390. Selama sepekan, harganya bergerak antara RM 2.440–RM 2.370.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×