Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan jumlah ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Malaysia belum mampu mengangkat harga CPO. Pergerakan harga CPO justru berangsur menurun.
Mengutip Bloomberg, Kamis (29/3), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2018 di Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 0,58% ke level RM 2.407 per metrik ton. Sementara, sepekan, harganya merosot 1,88%.
Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures mengatakan, jumlah ekspor CPO Malaysia periode 1-25 Maret 2018 naik 9%. Seharusnya kenaikan jumlah ekspor CPO Malaysia ini jadi katalis positif yang bisa mengangkat harga CPO. Namun, kenaikan ekspor CPO tersebut belum mampu menyokong CPO, karena data tersebut belum memberikan keyakinan mengenai pulihnya ekspor.
Asal tahu saja, sepanjang Februari 2018, ekspor CPO Malaysia tercatat merosot sebesar 13,3%.
"Kita masih lihat apakah sepanjang Maret 2018, ekspor CPO bisa lebih tinggi dari bulan sebelumnya atau tidak. Jika ternyata masih menurun, ada potensi harga CPO masih tertekan," kata Deddy, Kamis (29/3).
Selain itu, harga CPO saat ini masih cenderung turun karena penguatan nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Sebenarnya penguatan ringgit tidak terlalu tajam, tapi biasanya memang setiap ada penguatan mata uang ringgit, harga CPO cenderung turun karena ada penurunan minat pelaku pasar yang merespons harga CPO jadi semakin mahal," kata Deddy.
Mengacu Bloomberg, Rabu (28/3), ringgit Malaysia mencapai level tertingginya dua tahun di hadapan dollar AS yaitu di level RM 3,869.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News