Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para pekebun kelapa sawit mulai bisa tersenyum. Pekan lalu, harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) terus mendaki. Jumat (6/2), harga kontrak CPO untuk pengiriman April 2009 di Bursa Berjangka Malaysia sudah kembali berada di level US$ 522,73 per ton.
Memang, ini masih di bawah harga tertinggi tahun ini sebesar US$ 566,21 yang tercapai 7 Januari lalu. Tapi, jika hanya melihat seminggu terakhir, harga CPO telah naik 5,7%.
Harga merangkak naik bukan lantaran pasokan CPO mulai minim. Kali ini, kekeringan di Brazil dan Argentina jadi pendongkrak harga CPO.
Brazil dan Argentina adalah produsen kedelai utama dunia. Produk kedelai ini menjadi bahan baku minyak kedelai (soybean). Gara-gara kekeringan yang berkepanjangan, Kamis (5/2), Brazil menurunkan target produksi kedelai tahun ini jadi 57,2 juta ton, dari 60 juta ton di 2008. Argentina juga memperkirakan panen kedelai berkurang 25%.
Nah, karena pasokan minyak kedelai menipis, sebagian mengamat menduga, permintaan CPO yang menjadi substitusinya akan meningkat. Lagi pula, harga minyak sawit lebih murah, sehingga lebih cocok di kantong di saat krisis.
Namun, Vice President Research Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere melihat, harga CPO akan naik pelan dan paling pol hanya mencapai US$ 550-US$ 600 per ton. Sebab, suplai CPO masih melimpah. "Ada kelebihan suplai satu juta hingga 1,5 juta ton di Indonesia dan Malaysia," tambah Nico, kemarin (8/2).
Pengamat sawit Rosediana Suharto juga meramal, harga CPO tetap tak akan sebagus 2008. Sebab, permintaan CPO tidak akan berubah banyak, bahkan sedikit merosot dibanding tahun lalu.
Harga minyak goreng
Namun, konsumen minyak goreng tetap harus mencermati tren kenaikan harga CPO ini. Sebab, alih-alih semakin murah, harga minyak goreng justru terancam naik lagi.
Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) bilang, harga minyak goreng biasanya naik mengikuti kenaikan harga CPO. "Tapi tak langsung. Kalau CPO naik Maret, minyak goreng baru naik April," ujarnya.
Hitungannya, kalau harga CPO naik 10%, harga minyak goreng naik 6%. "Karena, 85% harga minyak goreng berasal dari harga CPO," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News