kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45914,93   -8,56   -0.93%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga CPO melonjak, kinerja Sampoerna Agro (SGRO) berpotensi mengkilap


Senin, 04 Januari 2021 / 16:56 WIB
Harga CPO melonjak, kinerja Sampoerna Agro (SGRO) berpotensi mengkilap
ILUSTRASI. Harga CPO naik kerek kinerja perusahaan sawit


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) meyakini tren kenaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akan berdampak positif bagi bisnis perusahaan tersebut. 

Head of Investor Relations Sampoerna Agro Michael Kesuma mengatakan, kenaikan harga CPO yang signifikan sebenarnya mulai terlihat selepas semester kedua 2020. Alhasil, efek dari kenaikan harga tersebut lebih jelas terasa bagi kinerja SGRO pada kuartal IV-2020.

“Kalau secara tahunan, harga rata-ratanya mungkin tetap lebih rendah karena di awal tahun lalu harga CPO masih mengalami penurunan,” ujar dia, Senin (4/1).

Dia menilai, jika kenaikan harga CPO berlanjut, maka akan membawa dampak positif bagi kinerja konsolidasi SGRO. Pasalnya, penjualan CPO berkontribusi hingga 85% dari total penjualan SGRO secara keseluruhan.

Baca Juga: Dolar AS melemah, harga CPO melesat dan tembus RM 3.700 per ton

Potensi tersebut bisa saja terjadi mengingat SGRO mampu memanfaatkan momentum kenaikan harga CPO dengan menggenjot produksi komoditas tersebut.

Dalam catatan Kontan.co.id, volume produksi CPO SGRO mencapai 216.000 ton per kuartal III-2020 atau turun 20% (yoy). Namun, tren peningkatan produksi CPO milik perusahaan terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Di bulan September 2020 misalnya, SGRO mengalami pertumbuhan produksi 43% (mom). Lalu, di bulan Oktober, produksi CPO SGRO melesat hingga 51% (mom). Adapun selama tanggal 1—22 November produksi CPO SGRO naik 23% (yoy).

Michael melanjutkan, kinerja ekspor SGRO tidak berpengaruh signifikan saat harga CPO menanjak. Pasalnya, dalam 10 tahun terakhir, perusahaan ini memang jarang melakukan ekspor CPO. Sebagian besar produk CPO perusahaan dijual ke pasar domestik.

“Kalau harga yang diekspor lebih tinggi dari domestik, kami coba raih kesempatan untuk ekspor, walau biasanya harga ekspor dan harga domestik berbanding lurus naik-turunnya,” ungkap dia.

Dia yakin, tren kenaikan harga CPO masih akan berlanjut pada tahun 2021. Sebab, sentimen-sentimen positif mulai bermunculan. Misalnya, program vaksinasi Covid-19 yang bakal digencarkan pada tahun ini serta optimisme pelaku pasar terhadap pemerintahan Amerika Serikat yang baru sehingga perang dagang diharapkan bisa segera mereda.

Baca Juga: Ini efek tren kenaikan harga CPO terhadap bisnis Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)

“Jika kenaikan harga CPO disertai peningkatan produksi maka akan positif dampaknya bagi kami. Sebab, ada kemungkinan volume panen meningkat karena faktor cuaca,” tandas dia.

Sebagai informasi, pendapatan bersih SGRO tercatat sebesar Rp 2,25 triliun per kuartal III-2020 atau turun tipis dibandingkan pendapatan per kuartal III-2019 sebesar Rp 2,26 triliun. Di sisi lain, laba bersih SGRO meningkat 8,3% (yoy) dari Rp 16,40 miliar per kuartal III-2019 menjadi Rp 17,77 miliar per kuartal III-2020.

Selanjutnya: Tren positif harga CPO diperkirakan hanya bertahan hingga kuartal I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×