kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO diprediksi akan menguat pada 2021


Jumat, 11 Desember 2020 / 17:59 WIB
Harga CPO diprediksi akan menguat pada 2021
ILUSTRASI. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengugkapkan, potensi harga CPO untuk terus mengalami kenaikan masih terbuka ke depannnya.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Harga minyak crude palm oil (CPO) sempat menyentuh rekor tertingginya di level RM 3.437 per ton. Namun, selepas itu, harga CPO berada dalam tren negatif. Untungnya, dua hari terakhir harga CPO berhasil kembali menguat.

Harga CPO kontrak pengiriman Februari di Bursa Derivatives Malaysia pada perdagangan Jumat (11/12) tercatat menguat tipis 0,18% ke RM 3.407 per ton.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengugkapkan, potensi harga CPO untuk terus mengalami kenaikan masih terbuka ke depannnya. Walaupun berpeluang menguat, Ibrahim melihat kenaikan harga CPO tidak akan signifikan.

"Untuk saat ini belum ada sentimen baru yang signifikan, masih soal stok CPO yang turun akibat adanya bada La Nina di Indonesia dan Malaysia. Sehingga, sulit untuk CPO bisa menembus level RM 3.600 per ton pada sisa tahun ini," ungkap Ibrahim ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (11/12).

Baca Juga: Aprobi sebut beleid baru tarif badan layanan umum BPDPKS untuk pengembangan sawit

Sementara menyambut tahun depan, Ibrahim optimistis harga CPO masih akan cukup baik, hanya saja rentangnya kemungkinan lebih lebar pada 2021 mendatang. Untuk sentimennya, pada awal tahun disebut Ibrahim masih akan seputar badai La Nina dan turunnya pasokan dari negara produsen.

Namun, dari segi harga justru diperkirakan akan cenderung melandai pada kuartal I-2020.  Pasalnya permintaan akan stagnan karena negara ekspor sudah memperbanyak cadangan pasokan mereka pada akhir tahun ini.

"Tapi, begitu cadangan pasokan berkurang, sementara keran ekspor akan kembali normal seiring negara seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan India memasuki fase pemulihan, tentu akan jadi pasokan positif untuk CPO. Apalagi, harga minyak kacang kedelai cenderung baik mengingat posokannya akan menipis ketika musim semi melanda Amerika Serikat dan musim kemarau melanda Brazil," tambah Ibrahim.

Baca Juga: Indeks keyakinan konsumen naik, saham-saham emiten barang konsumsi ini layak dilirik

Lebih lanjut, katalis positif lain akan datang dari wacana pemerintah yang akan menggenjot kembali program biodiesel.

Bahkan, rencananya tak hanya B30 yang digenjot, namun juga B40 dan B100. Ibrahim bilang, produksi B30 bisa menyerap 8,5 juta ton CPO, tentunya tahun depan jumlahnya berpotensi meningkat. Dus, ketika produksi terserap di dalam negeri, pasokan untuk ekspor akan menipis dan bisa angkat harga CPO.

Ibrahim memproyeksikan, pada kuartal I-2021, harga CPO berpotensi turun kembali ke level RM 3.000-an per ton. Harga tersebut berpotensi turun kembali, karena hitungan Ibrahim pada semester I-2021, harga CPO akan berada di rentang RM 2.800 - RM 3.200 per ton.

"Barulah memasuki semester II-2021, harga kembali naik seiring memasuki musim panen raya CPO. Bukan tidak mungkin, pada akhir 2021, harga CPO akan bergerak menuju RM 3.800 per ton," tutup Ibrahim.

Selanjutnya: Usai sentuh rekor tertinggi, harga tembaga diramal bakal terus menguat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×