Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Estimasi tersebut didasarkan pada kinerja perusahaan yang tertekan selama semester I-2023. Pendapatan AALI menurun 14,4% secara tahunan menjadi Rp 9,4 triliun dengan seluruh segmennya menunjukkan penurunan. Laba bersih AALI juga menurun 54,6% YoY menjadi Rp 367,6 miliar.
Analis Sinarmas Sekuritas, Axel Leonardo, dalam risetnya tanggal 8 Agustus 2023, juga menilai bahwa kinerja perusahaan CPO masih akan tertekan karena meningkatnya beban penjualan.
Sebagai contoh, LSIP mengalami kontraksi akibat meningkatnya pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dan biaya pemeliharaan serta penanaman. Masing-masing meningkat sebesar 54% pada kuartal I dan 21% pada kuartal II-2023.
Baca Juga: Margin Diramal Kian Tebal, Analis Rekomendasikan Beli Saham Indofood CBP (ICBP)
Hasilnya, kinerja LSIP juga tertekan dengan pendapatan menurun 3,84% menjadi Rp 1,88 triliun. Sedangkan laba bersih menurun 78% YoY menjadi Rp 166,5 miliar.
Oleh karena itu, Sinarmas Sekuritas memproyeksikan pendapatan LSIP sebesar Rp 4,08 triliun atau menurun dari tahun 2022 yang sebesar Rp 4,58 triliun. Sedangkan laba bersih diprediksi sebesar Rp 557 miliar dari Rp 1,03 triliun.
Namun, Axel mengobservasi bahwa LSIP memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 4,1 triliun. Setelah dikurangi dengan pembagian dividen sekitar Rp 350 miliar pada Juli, saldo kas akan tetap sebesar Rp 3,8 triliun, yang setara dengan 52% dari kapitalisasi pasar saat ini.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Optimistis dengan Prospek Harga CPO hingga Akhir Tahun Nanti
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio kas terhadap kapitalisasi pasar rata-rata yang sebesar 20% dalam dekade terakhir. "Perusahaan ini tidak memiliki utang dalam struktur modalnya. Sehingga, ini menempatkan LSIP dalam posisi yang aman, bahkan jika perusahaan mencatatkan laba negatif," kata Axel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News