Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Menurut Oscar bukan tidak mungkin, salah satu penyebab utama harga Bitcoin yang naik di bulan Oktober lainnya juga disebabkan oleh update blockchain Bitcoin bernama Taproot untuk menambah fungsi smart contract pada bitcoin.
Sampai sekarang, smart contract hanya bisa dijalankan di jaringan Ethereum. Maka dari itu dengan adanya upgrade Taproot yang diperkirakan akan ada di bulan Oktober atau November ini, akan menambah efisiensi Bitcoin itu sendiri.
“Dengan adanya upgrade Taproot ini, privasi dan efisiensi transaksi akan lebih baik lagi. Peningkatan efisiensi ini tentu menjadi salah satu faktor kuat pendorong “investor besar” untuk berinvestasi di Bitcoin sehingga Bitcoin mengalami kenaikan. Bitcoin adalah blockchain publik, dan siapapun dapat memantau transaksi yang terjadi di jaringan”, kata Oscar.
Baca Juga: Erdogan nyatakan perang atas cryptocurrency, bursa kripto Turki ini tutup layanan
CEO Indodax menuruturkan bahwa penurunan harga Bitcoin yang sempat terjadi beberapa waktu lalu akibat kasus Evergrande dan pelarangan negara Tiongkok, tidak berdampak serius terhadap Bitcoin.
Melihat animo orang orang yang sudah mulai berinvestasi di Bitcoin dan aset kripto lainnya, rasanya susah untuk mematikan tren ini. “Hari ini kita bisa buktikan bahwa Bitcoin kembali mengalami kenaikan," ucapnya.
Hanya ia bilang, butuh waktu satu pekan bagi Bitcoin untuk menunjukkan tajinya dari harga Rp 690.000.000 ke Rp 824.000.000. Kenaikan harga Bitcoin terjadi tentu karena tingginya permintaan. Tingginya permintaan terjadi karena adanya trust atau kepercayaan serta orang orang yang sudah memahami fundamental Bitcoin itu sendiri. "Kini, sudah banyak masyarakat yang melek berinvestasi di aset kripto,” tutup Oscar Darmawan.
Selanjutnya: Cara Jeff Bezos manfaatkan kritik untuk terus berkembang dan membuat Amazon besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News