kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.309   113,55   1,58%
  • KOMPAS100 1.124   19,29   1,75%
  • LQ45 895   17,87   2,04%
  • ISSI 222   1,95   0,88%
  • IDX30 458   9,42   2,10%
  • IDXHIDIV20 552   12,65   2,34%
  • IDX80 129   1,95   1,53%
  • IDXV30 137   2,69   2,00%
  • IDXQ30 153   3,46   2,32%

Harga Bitcoin Kembali Dekati Rp 1 Miliar, Masih Bisa Naik Lagi?


Selasa, 05 Maret 2024 / 08:05 WIB
Harga Bitcoin Kembali Dekati Rp 1 Miliar, Masih Bisa Naik Lagi?
ILUSTRASI. bitcoin. REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) menolak terperangkap dalam koreksi akhir pekan lalu. Meskipun beberapa trader mengantisipasi penurunan lebih lanjut, Bitcoin justru menunjukkan kekuatan dengan kembali mendekati level US$ 64.000 atau sekitar Rp 1 miliar.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengamati bahwa tren konsolidasi di akhir pekan lalu mencerminkan terbentuknya pola kelanjutan bullish. Sentimen pemulihan terjadi beriringan dengan aksi BlackRock, salah satu pemain terbesar dalam industri keuangan global, melaporkan telah mengalokasikan lebih dari US$ 10 miliar dana ke pasar kripto.

“Langkah tersebut menegaskan bahwa minat institusional terhadap aset digital terus meningkat, dan suara-suara yang memprediksi Bitcoin akan mencapai US$100.000 semakin menggelegar,” kata Fyqieh dalam riset yang dibagikan, Senin (4/3).

Namun, di tengah optimisme pasar, terdapat beberapa ketakutan yang membayangi. Sebagai contoh, utang Amerika Serikat kembali mencapai puncaknya. Ini menimbulkan sentimen mengenai kemungkinan terjadinya financial decoupling yaitu suatu fenomena yang potensial memisahkan pasar kripto dari pasar keuangan tradisional.

Baca Juga: Harga Bitcoin Sudah Tinggi, Intip Peluang Cuan dari Aset Kripto Lainnya

“Meski ada juga yang berpendapat bahwa fenomena tersebut lebih merupakan hasil dari Fear of Missing Out (FOMO) yang luar biasa di pasar saat ini,” ujar Fyqieh.

Di sisi teknis, Relative Strength Index (RSI) saat ini mencapai angka 83, yang menunjukkan bahwa pasar Bitcoin mungkin telah masuk ke dalam wilayah overbought. Hal ini mengindikasikan potensi untuk koreksi harga yang lebih lanjut atau setidaknya konsolidasi dalam waktu dekat.

Sementara para trader dan investor menunggu perkembangan lebih lanjut, Fyqieh mengatakan, pasar kripto terus menarik perhatian global dengan volatilitas dan potensi pertumbuhan yang tinggi. Kondisi ini menjadikan pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya menjadi sorotan utama dalam beberapa waktu ke depan.

Adapun pekan ini, Fyqieh menuturkan, semua perhatian akan tertuju pada testimoni Ketua The Fed, Jerome Powell di depan Kongres pada 6-7 Maret 2024. Testimoni ini berpotensi mempengaruhi sentimen pasar di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan potensi penyesuaian suku bunga.

Pernyataan Powell memiliki pengaruh yang signifikan bagi investor dan analis. Selain itu, beberapa pejabat Fed lainnya akan berbicara memberikan wawasan mengenai sikap kebijakan Fed saat ini mengenai suku bunga.

Pasar juga akan memperhatikan rilis data ekonomi Amerika Serikat pekan ini. Di antaranya data ketenagakerjaan ADP, lowongan pekerjaan AS, produktivitas AS, dan tingkat pengangguran Amerika.

“Indikator-indikator ini membantu pelaku pasar kripto dalam mengukur potensi pergerakan Fed pada pertemuan mendatang,” jelas Fyqieh.

Baca Juga: Harga Bitcoin Diprediksi Mencapai Rp 1,5 miliar pada 2024

Fyqieh menambahkan, sentimen Crypto Fear & Greed Index juga masih menunjukkan optimisme pasar dengan level angka 82 poin di kategori "Extreme Greed".

Para trader dan investor masih bergairah untuk mengakumulasi aset terutama Bitcoin dan altcoin potensi lainnya, seperti koin meme dengan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada minggu lalu.

Optimisme seputar halving Bitcoin yang akan datang, yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu kurang dari 50 hari turut menambah sentimen pasar. Secara historis, peristiwa halving telah memicu reli Bitcoin, meskipun kehati-hatian tetap berlaku di tengah peringatan akan potensi koreksi.

Selain itu, arus masuk Bitcoin ETF dari para pemain Wall Street menggarisbawahi minat institusional yang berkelanjutan terhadap mata uang kripto. Namun, ETF Bitcoin mencatat arus keluar keseluruhan pada hari Jumat, mengakhiri kenaikan beruntun selama tujuh hari.

Fyqieh menganalisis, pergerakan BTC pada Senin (4/3) pagi pukul 07.45 WIB, Bitcoin berada di posisi yang menarik dengan pergerakan di sekitar US$ 64.121. Dalam analisis teknis terbaru, Bitcoin memiliki potensi untuk melakukan breakout dari resistance di level US$ 64.000 menuju level lebih tinggi di sekitar US$ 66.900.

Namun, lanjut Fyqieh, seperti yang selalu terjadi dalam pasar kripto yang dinamis, ada juga kemungkinan bahwa Bitcoin akan mengalami rejection di area resistance tersebut. Jika hal ini terjadi, ada potensi bagi Bitcoin untuk kembali melemah ke kisaran support psikologis di sekitar US$ 60.000.

Dalam mengamati indikator teknis, Stochastic berada di area overbought, yang dapat mengindikasikan bahwa Bitcoin mungkin telah masuk ke wilayah yang terlalu dibeli. Di sisi lain, MACD histogram menunjukkan momentum bullish, menambahkan kekuatan pada potensi breakout yang mungkin terjadi.

Dengan memperhatikan level-level penting, maka support terdekat yang perlu diperhatikan adalah di sekitar US$ 57.000. Sedangkan resistance utama yang perlu diatasi adalah di level US$ 64.000.

Oleh karena itu, Fyqieh menyarankan, dalam situasi seperti ini, para trader dan investor di pasar kripto perlu tetap waspada dan siap untuk menanggapi pergerakan harga yang cepat dan potensial.

“Dengan analisis yang cermat dan pengambilan keputusan yang tepat, maka dapat memanfaatkan peluang-peluang yang muncul dalam kondisi pasar yang dinamis seperti saat ini,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×