Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin jatuh ke level US$ 60.000 pada Selasa (16/11). Pembaruan jaringan blockchain Taproot yang sangat dinanti-nantikan tidak banyak memberikan entakan langsung ke pasar.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa (16/11) sempat menyentuh US$ 60.396,24, posisi yang tak pernah terlihat sejak 6 November lalu.
Hanya, pada pukul 11.50 WIB, harga Bitcoin merangkak naik ke US$ 61.309,65. Tapi, angka ini merosot 6,77% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Sentimen Taproot sempat membawa Bitcoin menembus US$ 66.000 pada Senin (15/11), level yang tidak tampak semenjak 11 November lalu.
Baca Juga: Taproot meluncur, harga Bitcoin menanjak
Hanya, ada katalis yang bisa mendorong harga Bitcoin, yakni peluncuran VanEck Bitcoin Strategy ETF pada Selasa (16/11) waktu AS, exchange-traded fund berjangka bitcoin pertama sejak debut ETF besutan ProShares dan Valkyrie.
“Minggu ini kita melihat ETF bitcoin berjangka lain mulai diperdagangkan, dan arus masuk akan berbicara,” kata Matt Blom, Head of Sales Eqonex, seperti dikutip CoinDesk. “Permintaan yang kuat bisa membawa harga Bitcoin ke US$ 70.000”.
Yang jadi pendorong harga aset kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar tersebut adalah inflasi AS.
"Bersiap untuk tingkat inflasi jangka panjang yang lebih tinggi, tetapi bukan inflasi yang tidak terkendali, yang merupakan latar belakang yang sangat buruk bagi masyarakat," ujar Jeff Dorman, Head of Investment Arca Funds.
"Tetapi, latar belakang yang sangat baik untuk kekuatan berkelanjutan di semua aset berisiko, seperti aset digital,” imbuhnya, seperti dilansir CoinDesk.
Selanjutnya: Harga Bitcoin stabil, ada potensi kenaikan lebih lanjut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News