kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Bitcoin bisa awet di level US$ 11.000 hingga awal tahun depan


Jumat, 09 Oktober 2020 / 20:15 WIB
Harga Bitcoin bisa awet di level US$ 11.000 hingga awal tahun depan
ILUSTRASI. Harga bitcoin berada di level US$ 11.047 per btc atau naik 4,14% secara harian pada Jumat (9/10).


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menembus level US$ 11.000 per btc, harga bitcoin diprediksi bakal awet di posisi tersebut hingga awal tahun depan. Kondisi global yang kurang menguntungkan menjadi alasan utama yang membatasi kenaikan mata uang kripto tersebut. 

"Sebenarnya, sampai dengan kemarin malam BTC masih bergerak dengan tren bear karena pengaruh tweet Presiden Amerika Serikat (AS) tentang stimulus, tapi ternyata harga BTC break ke level US$ 11.000 per btc hari ini," ungkap Chief Operating Officer (COO) Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda kepada Kontan.co.id, Jumat (9/10).

Sementara itu, adanya halving day di pertengahan 2020 lalu, tidak otomatis langsung menaikkan harga bitcoin. Dia menekankan bahwa dampak halving day baru akan terasa 10 bulan hingga 18 bulan setelah halving terjadi.

Selain itu, pergerakan harganya pun cenderung akan naik perlahan dan membentuk harga baru seperti saat ini, harga masih bergerak di rentang US$ 10.500 per btc hingga US$ 10.900 per btc. 

Baca Juga: Harga bitcoin punya harapan menuju US$ 20.000

Ke depan, beberapa sentimen seperti perkembangan pemilihan presiden AS juga bakal menjadi salah satu faktor jangka panjang bagi penggerak aset kripto. Di samping itu, sentimen terkait rencana penggelontoran stimulus fiskal AS juga turut menjadi perhatian bagi prospek harga bitcoin. 

Adapun terkait kabar Inggris melarang transaksi bitcoin, Manda menilai sentimen tersebut hanya berdampak minim bagi pergerakan bitcoin ke depan. Mengingat, larangan hanya ditujukan untuk transaksi derivatif yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan mayoritas transaksi di pasar spot. "Saya melihat ini akan menjadi sentimen minor dibandingkan issue lainnya. Ini tidak dapat dikategorikan sebagai big impact dimana spot market masih lebih tinggi," jelasnya. 

Untuk itu, Manda meyakini bahwa di jangka pendek harga bitcoin akan berada pada kisaran support US$ 11.000 per btc dan membentuk harga baru sebelum akhirnya naik secara perlahan. Mengutip laman coinmarketcap, harga bitcoin pada perdagangan Jumat (9/10) berada di level US$ 11.047 per btc atau naik 4,14% dari perdagangan sebelumnya. 

Baca Juga: Harga aset kripto Ethereum mencapai Rp 7,13 juta, tertinggi dalam dua tahun terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×