kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.228   -36,00   -0,22%
  • IDX 6.889   7,44   0,11%
  • KOMPAS100 1.004   1,76   0,18%
  • LQ45 767   1,27   0,17%
  • ISSI 227   0,65   0,29%
  • IDX30 395   0,42   0,11%
  • IDXHIDIV20 457   -0,56   -0,12%
  • IDX80 113   0,28   0,25%
  • IDXV30 114   0,94   0,84%
  • IDXQ30 128   -0,31   -0,24%

Harga Bitcoin Bersiap Menggeliat, Pasokan Spot Kian Menyusut


Kamis, 12 Juni 2025 / 09:51 WIB
Harga Bitcoin Bersiap Menggeliat, Pasokan Spot Kian Menyusut
ILUSTRASI. Harga Bitcoin (BTC) terus mendaki meski volume perdagangan menyentuh titik terendah sejak awal siklus 2023–2026.


Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin (BTC) terus mendaki meski volume perdagangan menyentuh titik terendah sejak awal siklus 2023–2026.

Aktivitas investor ritel masih lesu, dan tingkat pendanaan (funding rate) di pasar derivatif sempat menyentuh wilayah negatif.

Ini merupakan latar yang tak biasa untuk reli harga yang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

Namun, di balik ketenangan pasar, data on-chain mengisyaratkan sesuatu yang berbeda: fase akumulasi diam-diam tengah berlangsung.

Di saat permintaan meningkat, sisi pasokan perlahan mengering. Dengan minat terbuka (open interest) di pasar futures mendekati rekor tertinggi, pasar tampak siap untuk gejolak besar.

Sebagai informasi, melansir Coinmarketcap pukul 09.43 WIB, harga Bitcoin terpantau di level US$108.520 atau turun 1,04% dalam kurun 24 jam terakhir.

Baca Juga: Berapa Harga Wajar Bitcoin? Analis Ramal BTC Tembus US$200.000 Tahun Ini!

Pasokan Bitcoin di bursa terus menyusut

Meskipun permintaan BTC, khususnya di Amerika Serikat, terus meningkat, jumlah Bitcoin yang disimpan di bursa kripto terpusat justru menurun.

Sejak awal 2025, saldo Bitcoin di bursa turun 14% menjadi hanya 2,5 juta BTC atau terendah sejak Agustus 2022.

Tren ini biasanya menandakan kepercayaan investor yang meningkat dan perilaku menahan aset untuk jangka panjang.

Koin-koin dipindahkan ke cold wallet atau dompet kustodian, mengurangi pasokan likuid yang tersedia untuk dijual.

Entitas besar sering kali menarik BTC setelah membeli, memperkuat pandangan bahwa fase akumulasi sedang berlangsung.

Dengan semakin sedikit koin yang tersedia untuk dijual, tekanan jual jangka pendek pun melemah.

Baca Juga: Berapa Sebenarnya Harga Wajar Bitcoin? Analis Ramal BTC Tembus US$200.000 Tahun Ini!

Pasokan OTC juga ikut anjlok

Desk over-the-counter (OTC) yang melayani perdagangan besar di luar bursa, juga menunjukkan pengetatan pasokan.

Meski OTC mencocokkan pembeli dan penjual, mereka tetap membutuhkan cadangan BTC untuk mengeksekusi transaksi secara cepat dan kredibel.

Saat ini, cadangan tersebut berada di titik terendah dalam sejarah.

Menurut CryptoQuant, alamat OTC yang terhubung dengan penambang mengalami penurunan saldo sebesar 19% sejak Januari 2025, menyisakan hanya 134.252 BTC.

Data ini dihimpun dari aliran masuk ke lebih dari dua alamat "1-hop" yang terkait dengan pool penambangan, tanpa memasukkan alamat penambang langsung maupun bursa terpusat.

Ketika likuiditas di bursa dan OTC mengering, float atau pasokan yang beredar menyusut secara drastis.

Dalam kondisi pasar yang naik, dinamika ini bisa memperbesar pergerakan harga karena permintaan bersaing memperebutkan aset yang semakin langka.

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Perang Saudara Telah Dimulai! Simpan Emas, Perak, dan Bitcoin Anda

Funding rate negatif di tengah harga naik

Dalam lingkungan pasokan yang sangat ketat, permintaan yang moderat saja bisa menggerakkan harga dengan tajam, terutama ketika pasar mengambil posisi yang keliru. Kondisi funding rate menjadi ilustrasi menarik.

Funding rate adalah pembayaran periodik antara trader long dan short di kontrak futures perpetual yang mencerminkan bias arah pasar.

Angka positif menandakan sentimen bullish (long membayar short), sedangkan angka negatif menunjukkan dominasi short dan potensi koreksi.

Namun, jika funding rate negatif muncul bersamaan dengan harga BTC yang naik, artinya lain. Ini menandakan bahwa pasar spot sedang menyerap tekanan jual, sinyal bahwa permintaan riil cukup kuat.

Pola langka ini telah muncul tiga kali sepanjang siklus ini, dan masing-masing diikuti lonjakan harga signifikan.

Kasus keempat tampaknya terjadi baru-baru ini: antara 6–8 Juni, funding rate turun ke wilayah negatif sementara harga BTC melesat dari US$104.000 ke US$110.000.

Pergerakan seperti ini menunjukkan bahwa reli masih punya ruang untuk berlanjut, terutama jika posisi short terus dilikuidasi, menciptakan efek umpan balik yang bisa mendorong harga lebih tinggi.

Baca Juga: Paraguay Bantah Kabar Bitcoin Jadi Alat Pembayaran Resmi

Ketegangan tenang sebelum badai?

Pasar Bitcoin saat ini mungkin tampak tenang, tapi justru itu yang menjadi sorotan. Kenaikan harga tidak didorong oleh euforia investor atau volume yang tinggi, melainkan oleh ketidakseimbangan antara leverage besar di derivatif dan permintaan spot yang riil.

Dalam kondisi seperti ini, likuidasi paksa atau dislokasi harga di pasar derivatif dapat menjadi pemicu lonjakan harga eksplosif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×