Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kendaraan listrik PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan pada Senin (5/9). SLIS tercatat melesat 33,77% ke level Rp 206 per saham.
Saham SLIS dibuka di harga Rp 156 per per saham dan sempat menyentuh Rp 154 per saham di awal perdagangan. Tercatat transaksi sebanyak 528,20 juta dengan nilai Rp 98,28 miliar dan frekuensi transaksi 39.694 kali.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menilai, kenaikan saham SLIS didorong oleh sentimen kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Sebagaimana diketahui, harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi 6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Baca Juga: Deretan Motor Listrik Ini Kian Meramaikan Pasar Kendaraan Roda Dua Indonesia
"Pelaku pasar berekspektasi bahwa harga BBM yang mahal akan membuat masyarakat beralih ke kendaraan listrik yang lebih hemat energi sehingga SLIS sebagai produsen kendaraan listrik terkena sentimen positif," kata Cheril saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/9).
Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi menambahkan, saham SLIS masih tergolong murah. Hal itu terlihat dari price earning ratio (PER) SLIS yang masih di angka 13,69 kali.
"Secara teknikal, saham SLIS yang sudah menembus harga Rp 198 per saham masih berpotensi naik ke level Rp 350 per saham," ucap Wafi.
Berdasarkan pemberitaan Kontan.co.id, Jumat (22/7), SLIS menargetkan pendapatan dan laba bersih tahun 2022 dapat tumbuh 5% dibanding realisasi tahun 2021. Secara nilai, pendapatan tahun ini ditargetkan mencapai Rp 470,78 miliar dengan laba tahun berjalan Rp 26,5 miliar.
Pendapatan tersebut diproyeksi berasal dari penjualan komponen elektronik sebesar Rp 281,79 miliar dan sepeda listrik Rp 188,98 miliar.
Baca Juga: Anak Usaha Gaya Abadi (SLIS) Rilis Mobil Listrik Roda 3 Seharga Rp 60 Juta
Direktur Operasional SLIS Wilson Teoh mengatakan, untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan fokus pada pengembangan saluran distribusi direct to consumer (D2C). Artinya, SLIS akan langsung menjual produknya ke konsumen tanpa melibatkan distributor.
Wilson berharap, D2C dapat meningkatkan perolehan laba bersihnya seiring dengan berkurangnya biaya distribusi. Untuk itu, SLIS akan terus menambah jumlah distribution channel-nya.
Untuk tahun 2022, SLIS menargetkan dapat menambah sebanyak 100 distribution channel baru. Penambahan distribution channel akan difokuskan ke luar Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat.
Pasalnya, pangsa pasar di luar Jawa belum terjamah dengan baik. Sejauh ini, penjualan SLIS didominasi di pulau Jawa dengan porsi mencapai 84% dari total penjualan.
Baca Juga: Gaya Abadi Sempurna (SLIS) Targetkan Penjualan dan Laba Naik 5% pada Tahun Ini
"Dengan meningkatnya popularitas daerah seperti Mandalika dan Danau Toba, serta daerah pariwisata lainnya, banyak sekali potensi pengembangan di daerah sana," tutur Wilson dalam acara public expose SLIS, Jumat (22/7).
Sejauh ini, SLIS memiliki lebih dari 400 titik jaringan penjualan, terdiri dari distributor, gerai pajang, toko retail, dan point of sale (POS) di seluruh Indonesia.
Selain menambah distribution channel, SLIS juga akan meningkatkan kapabilitas manufakturnya beserta research and development (R&D). SLIS juga akan membentuk in house industrial design dan melakukan registrasi terhadap seluruh paten dan hak industri yang dimiliki.
"Kami juga akan bekerja sama dengan beberapa design house untuk membentuk dan membuat sebuah kendaraan unik untuk Indonesia dan khusus untuk kebutuhan pemakaian di Indonesia," ucap Wilson.
Tak ketinggalan, SLIS juga akan memfokuskan layanan purna jual supaya kepuasan pelanggan terus meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News