Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) diproyeksikan tetap mencatatkan kinerja keuangan solid pada 2025, meskipun harga batubara global mengalami koreksi.
Berdasarkan riset Ajaib Sekuritas, ITMG mampu mempertahankan profitabilitas berkat struktur biaya yang efisien dan strategi operasional yang tepat.
"Dengan proyeksi blended ASP naik tipis menjadi US$ 90,9/ton dan volume penjualan yang tumbuh 2,2% menjadi 22,7 juta ton, perusahaan masih mampu membukukan pertumbuhan EBITDA sebesar 26,5% secara tahunan," tulis Ajaib Sekuritas dalam risetnya, Senin (24/3).
Pendapatan ITMG pada 2025 diperkirakan mencapai US$ 2,04 miliar, turun 16,3% dibandingkan tahun sebelumnya akibat penurunan harga acuan Newcastle yang diprediksi turun dari US$ 160 per ton menjadi US$ 100 per ton. Meski demikian, laba bersih ITMG justru diperkirakan naik 5,6% menjadi US$ 395 juta, didorong oleh efisiensi biaya dan penurunan beban keuangan.
Dari sisi profitabilitas, Return on Equity (ROE) diperkirakan sebesar 20,3% dan Return on Assets (ROA) sebesar 8,3%. Struktur permodalan perusahaan tetap konservatif dengan Debt-to-Equity Ratio (DER) di level rendah 0,15.
Baca Juga: Prospek Indo Tambangraya (ITMG) di Tengah Pelemahan Harga Batubara dan Tarif Trump
Ajaib Sekuritas juga menyoroti stabilitas finansial ITMG juga tercermin dari komitmennya terhadap pemegang saham. "Dividen diproyeksikan naik 16,3% menjadi US$ 257 juta dengan dividend yield 16,3% dan Dividend Payout Ratio (DPR) 65%," tambah Ajaib Sekuritas.
Adapun belanja modal (capital expenditur/capex) 2025 dipatok sebesar US$ 63 juta atau naik tipis 2,2% secara tahunan (year on year/yoy), mencerminkan fokus perusahaan pada pertumbuhan berkelanjutan tanpa mengorbankan likuiditas.
Ajaib Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham ITMG dengan target harga Rp 27.000 per saham, mencerminkan valuasi 4,7x P/E 2025 atau +0,5 standar deviasi dari rata-rata tiga tahun terakhir.
Namun, Ajaib Sekuritas mengingatkan adanya risiko yang perlu dicermati, seperti potensi penurunan harga batubara lebih lanjut dan keterlambatan operasional.
Selanjutnya: Danantara Harusnya Jadi Katalisator Sektor Riil, Bukan Jadi Penyedia Likuiditas
Menarik Dibaca: 5 Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Lebih Kuat di Musim Hujan, Tidak Gampang Sakit!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News