kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga batubara terkoreksi, tren 2020 cenderung konsolidasi


Selasa, 21 Januari 2020 / 20:09 WIB
Harga batubara terkoreksi, tren 2020 cenderung konsolidasi
ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga batubara cenderung lesu, tren harga batubara global di 2020 masih konsolidasi. Meskipun begitu, diharapkan pergerakan harga batubara tahun ini bisa lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Selasa (21/1) harga batubara di perdagangan ICE New Coal Futures untuk kontrak pengiriman April 2020 merosot ke level US$ 71,30 per metrik ton. Padahal di pekan lalu, Senin (13/1) harga sempat menyentuh level US$ 76,90 per metrik ton. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, sentimen penggerak harga batubara masih seputar perkembangan supply dan demand. Selain itu, tren harga komoditas rendah seperti minyak dan gas alam turut berdampak bagi pergerakan harga batubara tahun ini. 

Baca Juga: Ada aksi profit taking, harga batubara mulai terkoreksi

Selain itu, isu lingkungan terkait penggunaan emisi karbon dan melimpahnya pasokan gas alam, membuat harga komoditas cenderung murah di awal tahun. Ditambah lagi, kondisi ekonomi Eropa tengah memburuk dan turut memberikan dampak negatif bagi harga batubara.

Sebagai informasi, pasokan gas alam tengah membanjiri Benua Biru, alhasil angka permintaan terhadap batubara di Eropa jatuh ke level terendah tahun lalu di kisaran US$ 62 per metrik ton. 

Sedangkan untuk prospek di 2020, prediksinya tidak akan berbeda jauh dari tahun lalu, di mana S&P Global Platts dan Capital Economic memperkirakan harga bisa jatuh hingga ke level US$ 50 per metrik ton. 

Meskipun begitu, Wahyu menekankan bahwa sentimen fundamental utama masih mengacu pada kondisi China. Di mana, harga tidak bisa terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi karena itu akan mengancam konsumen energi listrik dan juga produsen, perusahaan pertambangan dan sektor keuangan.

"National Development and Reform Commission (NDRC) dalam hal ini menjaga harga melalui intervensi atau manajemen issue batubara. Contohnya, aturan baru China soal power plant (listrik) dan harga batubara," jelas Wahyu kepada Kontan.co.id, Selasa (21/1).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×