Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Kinerja PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) belum juga pulih. Emiten batubara ini masih belum mampu meraih laba, lantaran anjloknya harga jual batubara atau average selling price (ASP).
Berdasarkan laporan kinerja semester I-2013 yang dirilis situs resmi sang induk, Bumi Plc, Kamis (29/8), BRAU masih membukukan rugi senilai US$ 38 juta di semester I 2013. Namun kerugian ini menyusut dibanding semester I 2012 yang sebesar US$ 96 juta.
BRAU masih bisa menekan angka kerugian setelah pajak, padahal pendapatan BRAU di semester I-2013 menurun. Per 30 Juni 2013, BRAU hanya meraih penpdatan sebesar US$ 722 juta, dari periode yang sama di 2012 yang tercatat US$ 770 juta.
Dari sisi operasional, kinerja BRAU masih tumbuh, dengan memproduksi 11,5 juta ton batubara, naik 19% year on year (yoy). Ini mendongkrak volume penjualan BRAU sebesar 17% yoy menjadi 11,5 juta ton di akhir Juni 2013.
China dan Hong Kong menyerap 32% dari total volume penjualan BRAU, dan menjadi pasar utama BRAU. Setelah itu, India yang menyerap 27% produksi batubara BRAU. Kontribusi segmen Asia termasuk Taiwan dan Korea Selatan mencapai 26%. Sementara pasar domestik menyerap 15% saja.
Sayang, ASP BRAU di semester I-2013 hanya US$ 61,4 per ton, anjlok 19,84% yoy dari sebelumnya US$ 76,6 per ton. Untungnya, strategi efisiensi BRAU mulai menuai hasil. Terlihat dari penurunan nisbah kupas (stripping ratio) dari 10,4 bank cubic meter per ton (bcm/ton) menjadi 8,7 bcm/ton. Dampaknya, biaya produksi lebih efisien, menjadi US$ 37,1 per ton alias turun 9,73% yoy.
Biaya produksi yang lebih efisien menjadi berkah dari strategi efisiensi yang diterapkan BRAU. BRAU punya program mengoptimalkan aset di seluruh area tambang. Misalnya saja efisiensi beban kontraktor dan manajemen, bahan bakar, maupun biaya pemasaran.
BRAU juga terus mengembangkan alur produksi batubara lebih efisien. "Fokusnya adalah untuk memangkas jarak jalan pengupasan tanah yang menjadi kontributor utama biaya produksi," tulis Nick von Schrinding, CEO Bumi Plc dalam keterangan resminya, Kamis (29/8).
Strategi efisiensi bertujuan mengerem laju penurunan kinerja. Terlebih, ASP dari 90% penjualan batubara BRAU tahun ini sudah dipatok di level rendah, US$ 61 per ton.
Kamis (29/8), harga BRAU anteng di Rp 141 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News